Redam Aksi Perlawanan, Pasukan Junta Myanmar Pakai Taktik Bumi Hangus

Rabu, 16 Juni 2021 - 23:36 WIB
loading...
A A A
Ditanya apakah dia berencana untuk kembali ke desa, dia berkata: “Tidak, kami tidak berani. Kami pikir ini belum berakhir. Kami akan pindah ke desa lain. Bahkan jika kami kembali ke desa kami, tidak ada tempat tinggal karena semuanya terbakar.”



Pasukan pertahanan desa berkomitmen untuk membentuk tentara oposisi federal di masa depan, dan beberapa telah bersekutu dengan kelompok etnis minoritas di daerah perbatasan yang telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi dari pemerintah pusat.

Sebagian besar pertempuran paling sengit terjadi di daerah perbatasan, di mana pasukan pemerintah ditempatkan di daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok etnis seperti Chin di barat, Kachin di utara, dan Karenni di timur.

Insiden di Kinma menarik perhatian khusus karena Burman, atau kelompok etnis Barmar, mayoritas pemegang kekuasaan negara itu, dominan di wilayah Magway dan tidak biasa bagi mereka untuk menjadi sasaran tindakan parah seperti itu.

Tentara membakar banyak desa minoritas Muslim Rohingya pada tahun 2017 dalam kampanye kontra-pemberontakan brutal di negara bagian barat Rakhine yang mendorong lebih dari 700.000 orang melarikan diri untuk mencari keselamatan melintasi perbatasan di Bangladesh.

Ada prasangka luas terhadap Rohingya dan sedikit orang di Myanmar yang memprotes perlakuan tentara terhadap mereka, meskipun pengadilan internasional sekarang mempertimbangkan apakah tindakan itu merupakan aksi genosida. Beberapa orang berkomentar Rabu di media sosial mengatakan pembakaran Kinma membuat klaim penganiayaan Rohingya lebih kredibel.

(ian)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1373 seconds (0.1#10.140)