Biden dan Erdogan Bertemu, Optimis Soal Hubungan tapi Tanpa Terobosan

Selasa, 15 Juni 2021 - 17:20 WIB
loading...
A A A
Turki dengan militer terbesar kedua NATO, telah membuat marah sekutunya di aliansi itu dengan membeli rudal darat-ke-udara Rusia dan campur tangan dalam perang di Suriah dan Libya.

Hal ini juga dalam kebuntuan dengan Yunani dan Siprus atas wilayah di Mediterania Timur.

Sebagai presiden, Biden telah mengadopsi nada yang lebih dingin dari pendahulunya Donald Trump terhadap Erdogan.

Biden dengan cepat mengakui pembantaian orang-orang Armenia tahun 1915 sebagai genosida, sikap yang membuat marah Turki. AS juga meningkatkan kritik terhadap catatan hak asasi manusia Turki.

Washington telah menghapus Ankara dari program jet tempur F-35 dan memberlakukan sanksi atas pembelian rudal permukaan-ke-udara S-400 Rusia oleh Turki.

Satu area di mana Erdogan berharap dapat menunjukkan peran sentral Turki di NATO adalah Afghanistan, di mana Ankara telah menawarkan untuk menjaga dan mengoperasikan bandara Kabul setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dalam beberapa pekan mendatang.

Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan Turki akan memainkan peran kunci tetapi tidak ada keputusan yang dibuat pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Senin.

Pada awal sesi para pemimpin utama di NATO, Biden berbicara panjang lebar dengan Erdogan dalam kelompok kecil sebelum mereka duduk bersama.

Kemudian pada hari itu, kedua pemimpin dan ajudan utama mereka kebanyakan duduk diam di sisi berlawanan dari meja konferensi, mengabaikan berbagai pertanyaan yang diteriakkan kepada mereka oleh wartawan yang diundang secara singkat ke dalam ruangan.

Erdogan juga bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ankara dan Paris berselisih soal Suriah, Libya dan kritik Turki terhadap perang melawan apa yang disebut Macron sebagai separatisme Islam, di antara masalah-masalah lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)