PM Selandia Baru Kritik Rencana Pembuatan Film Pembantaian Masjid Christchurch
loading...
A
A
A
WELLINGTON - Perdana Menteri Selandia Baru , Jacinda Ardern mengkritikrencana pembuatan sebuah film tentang serangan masjid Christchurch . Ardern menuturkan, pembuatan film ini dilakukan di waktu yang buruk dan fokus pada subjek yang salah.
Film yang didukung Amerika Serikat (AS),“They Are Us” telah memicu reaksi keras di kalangan Muslim Selandia Baru, dengan para pemimpin komunitas mengecam proyek tersebut karena mendorong narasi "penyelamat kulit putih".
Ardern mengatakan, serangan terjadi ketika seorang pria supremasi kulit putih bersenjata mengamuk di dua masjid selama salat Jumat, menewaskan 51 orang dan melukai 40 lainnya – tetap “sangat mentah” bagi banyak warga Selandia Baru.
Dia mengatakan para pembuat film belum berkonsultasi dengannya tentang film tersebut, yang akan dibintangi oleh Rose Byrne dari Australia.
“Dalam pandangan saya, yang merupakan pandangan pribadi, rasanya terlalu cepat dan sangat "mentah" untuk Selandia Baru,” ucapnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (214/6/2021).
“Dan sementara ada begitu banyak cerita yang harus diceritakan di beberapa titik, saya tidak menganggap milik saya sebagai salah satunya – itu adalah cerita komunitas, cerita keluarga," sambungnya.
Ardern mendapat pujian luas atas penanganannya yang empatik dan inklusif atas serangan itu, yang merupakan penembakan massal terburuk dalam sejarah Selandia Baru modern, termasuk mengenakan hijab saat bertemu pelayat.
Judul film itu sendiri merujuk pada sebuah kalimat dari pidato yang disampaikan Ardern,tidak lama setelah serangan itu terjadi, ketika dia berjanji untuk mendukung komunitas Muslim dan memperketat undang-undang senjata.
Lihat Juga: Penerbangan Spirit Airlines Ditembaki saat Coba Mendarat di Haiti, Pramugari Terkena Peluru
Film yang didukung Amerika Serikat (AS),“They Are Us” telah memicu reaksi keras di kalangan Muslim Selandia Baru, dengan para pemimpin komunitas mengecam proyek tersebut karena mendorong narasi "penyelamat kulit putih".
Ardern mengatakan, serangan terjadi ketika seorang pria supremasi kulit putih bersenjata mengamuk di dua masjid selama salat Jumat, menewaskan 51 orang dan melukai 40 lainnya – tetap “sangat mentah” bagi banyak warga Selandia Baru.
Dia mengatakan para pembuat film belum berkonsultasi dengannya tentang film tersebut, yang akan dibintangi oleh Rose Byrne dari Australia.
“Dalam pandangan saya, yang merupakan pandangan pribadi, rasanya terlalu cepat dan sangat "mentah" untuk Selandia Baru,” ucapnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (214/6/2021).
“Dan sementara ada begitu banyak cerita yang harus diceritakan di beberapa titik, saya tidak menganggap milik saya sebagai salah satunya – itu adalah cerita komunitas, cerita keluarga," sambungnya.
Baca Juga
Ardern mendapat pujian luas atas penanganannya yang empatik dan inklusif atas serangan itu, yang merupakan penembakan massal terburuk dalam sejarah Selandia Baru modern, termasuk mengenakan hijab saat bertemu pelayat.
Judul film itu sendiri merujuk pada sebuah kalimat dari pidato yang disampaikan Ardern,tidak lama setelah serangan itu terjadi, ketika dia berjanji untuk mendukung komunitas Muslim dan memperketat undang-undang senjata.
Lihat Juga: Penerbangan Spirit Airlines Ditembaki saat Coba Mendarat di Haiti, Pramugari Terkena Peluru
(ian)