Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Wajahnya, 2 Orang Ditangkap
loading...
A
A
A
Alasan di balik insiden itu tidak jelas, meskipun slogan “Montjoie Saint Denis” dikenal sebagai seruan perang Prancis sejak negara itu masih berbentuk monarki. Itu tetap menjadi slogan royalis saat ini.
Dua orang ditangkap polisi setelah insiden penamparan yang menimpa Macron. Identitas mereka belum terungkap. Insiden itu segera dikutuk oleh para politisi Prancis.
Perdana Menteri Jean Castex mencapnya sebagai penghinaan terhadap demokrasi. “Sangat jelas bahwa demokrasilah yang menjadi sasaran,” katanya kepada Majelis Nasional hanya beberapa menit setelah insiden itu, kemarin.
Para anggota parlemen juga dengan suara bulat mengecam insiden tersebut dan menyatakan dukungan mereka terhadap Macron.
Bahkan beberapa lawan politik presiden menyatakan solidaritas dengannya. “Jika debat demokrasi bisa menjadi pahit, itu sama sekali tidak dapat mentoleransi kekerasan fisik,” kata ketua Partai National Rally, Marine Le Pen.
"Sangat mengutuk agresi fisik yang tidak dapat ditoleransi yang menargetkan presiden republik," ujarnya di Twitter.
Pemimpin partai sayap kiri France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, juga mengatakan dia bersolidaritas dengan Macron sambil mencap penyerang sebagai anggota "royalis ekstrem kanan".
“Tidak ada perselisihan yang dapat membenarkan serangan fisik. Mudah-mudahan, kali ini semua orang akhirnya mengerti,” katanya.
Dua orang ditangkap polisi setelah insiden penamparan yang menimpa Macron. Identitas mereka belum terungkap. Insiden itu segera dikutuk oleh para politisi Prancis.
Perdana Menteri Jean Castex mencapnya sebagai penghinaan terhadap demokrasi. “Sangat jelas bahwa demokrasilah yang menjadi sasaran,” katanya kepada Majelis Nasional hanya beberapa menit setelah insiden itu, kemarin.
Para anggota parlemen juga dengan suara bulat mengecam insiden tersebut dan menyatakan dukungan mereka terhadap Macron.
Bahkan beberapa lawan politik presiden menyatakan solidaritas dengannya. “Jika debat demokrasi bisa menjadi pahit, itu sama sekali tidak dapat mentoleransi kekerasan fisik,” kata ketua Partai National Rally, Marine Le Pen.
"Sangat mengutuk agresi fisik yang tidak dapat ditoleransi yang menargetkan presiden republik," ujarnya di Twitter.
Pemimpin partai sayap kiri France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, juga mengatakan dia bersolidaritas dengan Macron sambil mencap penyerang sebagai anggota "royalis ekstrem kanan".
“Tidak ada perselisihan yang dapat membenarkan serangan fisik. Mudah-mudahan, kali ini semua orang akhirnya mengerti,” katanya.
(min)