Tak Ingin Tertinggal, AS Tingkatkan Pendanaan untuk Senjata Hipersonik
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Dalam upaya membawa Amerika Serikat (AS) memperbarui kepentingan pertahanan, Presiden Joe Biden akan bekerja untuk memodernisasi persenjataan nuklir negara serta mengembangkan kemampuan perang di masa depan.
Dana sekitar USD27,7 miliar akan diarahkan untuk modernisasi nuklir, termasuk pengembangan kapal selam baru dan pembom jarak jauh. Dana USD20,4 miliar lainnya akan diarahkan untuk meningkatkan dan memelihara pertahanan rudal, seperti sistem berbasis laut.
Untuk memastikan dan mempertahankan pertahanan AS tetap berada di level teratas dan tidak tertinggal dengan para pesaingnya, Biden telah menambah pendanaan guna meningkatkan senjata hipersonik dan pertahanan rudal.
Dalam hal persenjataan hipersonik, pemerintah AS bermaksud untuk meningkatkan pendanaan menjadi USD238 juta, meningkat USD52 juta dari tahun fiskal sebelumnya.
"(Anggaran) pengembangan senjata hipersonik meningkat USD52 juta untuk mendanai Eksperimen Penelitian Penerbangan Terpadu Salib Selatan (SCI-FIRE), prototipe pernapasan udara dalam kemitraan dengan Australia, dan prototipe Rudal Jelajah Hipersonik sambil terus mendanai Senjata Respon Cepat yang Diluncurkan oleh Udara (ARRW) untuk kemampuan operasional awal pada tahun 2022," bunyi proposal usulan anggaran yang akan diajukan oleh Biden.
"ARRW didanai hingga USD238 juta dan akan menjadi senjata hipersonik operasional pertama bangsa," sambung bunyi proposal tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (29/5/2021).
Dalam keinginan untuk meningkatkan sistem pertahanan rudal peringatan dini AS, dana sekitar USD2,8 miliar telah diukir dari anggaran untuk memenuhi tujuan tersebut.
"Investasi ini termasuk Next Generation Overhead Persistent Infrared untuk melacak ancaman balistik dan hipersonik, radar peringatan dini yang ditingkatkan, dan Pengawasan Area Luas di Wilayah Ibu Kota Nasional," tulis proposal tersebut.
Pendanaan juga akan digunakan untuk investasi dalam Sistem Senjata Pertahanan Rudal Balistik Aegis, pengadaan rudal standar untuk pertahanan rudal jelajah, balistik, dan hipersonik, dan kemampuan sensor E-2D Hawkeye.
Selain itu, proposal tersebut menetapkan bahwa USD5,1 miliar akan digunakan untuk upaya pencegahan militer AS di kawasan Indo-Pasifik.
Dana sekitar USD27,7 miliar akan diarahkan untuk modernisasi nuklir, termasuk pengembangan kapal selam baru dan pembom jarak jauh. Dana USD20,4 miliar lainnya akan diarahkan untuk meningkatkan dan memelihara pertahanan rudal, seperti sistem berbasis laut.
Untuk memastikan dan mempertahankan pertahanan AS tetap berada di level teratas dan tidak tertinggal dengan para pesaingnya, Biden telah menambah pendanaan guna meningkatkan senjata hipersonik dan pertahanan rudal.
Dalam hal persenjataan hipersonik, pemerintah AS bermaksud untuk meningkatkan pendanaan menjadi USD238 juta, meningkat USD52 juta dari tahun fiskal sebelumnya.
"(Anggaran) pengembangan senjata hipersonik meningkat USD52 juta untuk mendanai Eksperimen Penelitian Penerbangan Terpadu Salib Selatan (SCI-FIRE), prototipe pernapasan udara dalam kemitraan dengan Australia, dan prototipe Rudal Jelajah Hipersonik sambil terus mendanai Senjata Respon Cepat yang Diluncurkan oleh Udara (ARRW) untuk kemampuan operasional awal pada tahun 2022," bunyi proposal usulan anggaran yang akan diajukan oleh Biden.
"ARRW didanai hingga USD238 juta dan akan menjadi senjata hipersonik operasional pertama bangsa," sambung bunyi proposal tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (29/5/2021).
Dalam keinginan untuk meningkatkan sistem pertahanan rudal peringatan dini AS, dana sekitar USD2,8 miliar telah diukir dari anggaran untuk memenuhi tujuan tersebut.
"Investasi ini termasuk Next Generation Overhead Persistent Infrared untuk melacak ancaman balistik dan hipersonik, radar peringatan dini yang ditingkatkan, dan Pengawasan Area Luas di Wilayah Ibu Kota Nasional," tulis proposal tersebut.
Pendanaan juga akan digunakan untuk investasi dalam Sistem Senjata Pertahanan Rudal Balistik Aegis, pengadaan rudal standar untuk pertahanan rudal jelajah, balistik, dan hipersonik, dan kemampuan sensor E-2D Hawkeye.
Selain itu, proposal tersebut menetapkan bahwa USD5,1 miliar akan digunakan untuk upaya pencegahan militer AS di kawasan Indo-Pasifik.
(ian)