Terungkap, China Nyaris Dibom Nuklir AS dan Pakistan Waswas Diserang Israel

Jum'at, 28 Mei 2021 - 14:50 WIB
loading...
A A A
Meskipun tes-tes senjata berbahaya tersebut berhasil, mereka menjadi penyebab keprihatinan serius bagi AS dan PBB.

Rupanya, Pakistan percaya bahwa Israel mungkin akan melancarkan serangan terhadap situs nuklir mereka dan menyampaikan kekhawatiran mereka kepada PBB dan Washington.

Hal ini membuat Sekretaris Jenderal PBB kala itu; Kofi Annan, turun tangan. Duta Besar Israel untuk PBB, Duta Besar Israel untuk Washington dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus meyakinkan Pakistan bahwa tidak ada rencana untuk menyerang situs nuklirnya.

Sementara hubungan pertahanan yang erat antara Israel dan India mungkin telah memicu ketakutan di pihak Pakistan, dan hubungan internasional bisa menjadi lebih kompleks. Israel mungkin punya alasan sendiri untuk menargetkan instalasi nuklir Pakistan.

Laporan yang berasal dari satu dekade sebelumnya menyatakan bahwa Israel prihatin tentang Pakistan yang memperoleh pengetahuan nuklir, karena mereka takut akan transfer pengetahuan ini selanjutnya ke Iran.

Sebelum uji coba nuklir Pakistan, Menteri Luar Negeri Iran saat itu; Kamal Kharrazi, telah mengunjungi Islamabad dan memuji Pakistan karena menjaga keseimbangan di kawasan.

Ada juga laporan yang menunjukkan bahwa pada tahun 1987, Israel mengusulkan serangan udara bersama dengan India pada instalasi nuklir Pakistan.

Kahuta di timur laut Pakistan berulang kali dilihat sebagai target potensial dari serangan udara gabungan semacam itu.
Menurut Jonathan Jay Pollard, seorang analis pertahanan AS yang menjalani hukuman penjara karena memata-matai Israel pada 1980-an, negara itu memiliki foto satelit rinci dari pembangkit nuklir Pakistan.

Namun, pemimpin Partai Buruh Israel dan mantan kepala staf militer, Ehud Barak, telah menepis ketakutan Pakistan akan serangan Israel yang akan datang sebagai "isapan jempol".

Dia, bagaimanapun, secara teknis mengakui bahwa serangan semacam itu mungkin dilakukan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1222 seconds (0.1#10.140)