Dewan HAM PBB Akan Investigasi Kekerasan Israel di Jalur Gaza
loading...
A
A
A
JENEWA - Dewan HAM PBB sepakat untuk menyelidiki kekerasan dalam konflik baru-baru ini antara Israel dan Hamas . Badan tersebut menyetujui resolusi, yang diajukan oleh sekelompok negara Islam, dengan 24 suara berbanding sembilan.
Resolusi, yang dibawa oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan delegasi Palestina , menyerukan Komisi Penyelidikan permanen dibentuk untuk melaporkan pelanggaran hak di Israel, Tepi Barat dan Jalur Gaza .
Resolusi ini juga menyerukan penyelidikan atas semua akar penyebab ketegangan yang berulang, ketidakstabilan dan berlarut-larutnya konflik.
Sembilan anggota, termasuk beberapa negara Barat, memberikan suara menentang resolusi tersebut dan 14 lainnya abstain.
Sementara itu Amerika Serikat (AS), yang hanya berstatus pengamat di dewan, tak ambil bagian dalam debat tersebut. Tetapi misinya ke PBB di Jenewa mengeluarkan pernyataan setelah pemungutan suara, yang mengatakan sangat menyesali langkah tersebut.
"Sangat disayangkan bahwa sementara kami dan orang lain telah bekerja untuk menegakkan dan memperkuat gencatan senjata, memastikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan melanjutkan kerja keras diskusi tentang bagaimana mencapai perdamaian abadi, beberapa anggota Dewan Hak Asasi Manusia telah memilih. untuk terlibat dalam gangguan yang tidak menambah upaya diplomatik dan kemanusiaan yang sedang berlangsung," bunyi pernyataan itu.
"Tindakan hari ini malah akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat dalam beberapa pekan terakhir," sambung seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/5/2021).
Israel juga mengutuk pemungutan suara itu sebagai upaya untuk "menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Hamas", dan mengatakan tidak akan bekerja sama.
Hamas, sementara itu, menyerukan langkah segera untuk menghukum Israel.
Sebelumnya saat membuka sidang, kepala dewan hak asasi manusia PBB Michele Bachelet mengatakan dia prihatin dengan tingginya tingkat korban di Gaza dan memperingatkan bahwa serangan Israel mungkin merupakan kejahatan perang.
Resolusi, yang dibawa oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan delegasi Palestina , menyerukan Komisi Penyelidikan permanen dibentuk untuk melaporkan pelanggaran hak di Israel, Tepi Barat dan Jalur Gaza .
Resolusi ini juga menyerukan penyelidikan atas semua akar penyebab ketegangan yang berulang, ketidakstabilan dan berlarut-larutnya konflik.
Sembilan anggota, termasuk beberapa negara Barat, memberikan suara menentang resolusi tersebut dan 14 lainnya abstain.
Sementara itu Amerika Serikat (AS), yang hanya berstatus pengamat di dewan, tak ambil bagian dalam debat tersebut. Tetapi misinya ke PBB di Jenewa mengeluarkan pernyataan setelah pemungutan suara, yang mengatakan sangat menyesali langkah tersebut.
"Sangat disayangkan bahwa sementara kami dan orang lain telah bekerja untuk menegakkan dan memperkuat gencatan senjata, memastikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan melanjutkan kerja keras diskusi tentang bagaimana mencapai perdamaian abadi, beberapa anggota Dewan Hak Asasi Manusia telah memilih. untuk terlibat dalam gangguan yang tidak menambah upaya diplomatik dan kemanusiaan yang sedang berlangsung," bunyi pernyataan itu.
"Tindakan hari ini malah akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat dalam beberapa pekan terakhir," sambung seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/5/2021).
Israel juga mengutuk pemungutan suara itu sebagai upaya untuk "menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Hamas", dan mengatakan tidak akan bekerja sama.
Hamas, sementara itu, menyerukan langkah segera untuk menghukum Israel.
Sebelumnya saat membuka sidang, kepala dewan hak asasi manusia PBB Michele Bachelet mengatakan dia prihatin dengan tingginya tingkat korban di Gaza dan memperingatkan bahwa serangan Israel mungkin merupakan kejahatan perang.