Murid-murid Dukung Palestina, Sejumlah Guru Diancam Dipecat di Inggris
loading...
A
A
A
LONDON - Para orang tua dan murid melawan upaya menekan aksi solidaritas pada Palestina setelah serangan militer terbaru Israel terhadap Gaza.
Agresi Israel telah menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 66 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang lanjut usia.
Di salah satu sekolah Inggris di Midlands, ratusan orang mendesak agar seorang anggota staf pengajar dipecat karena para siswa mendukung Palestina.
Seorang anggota staf di Akademi De Ferrers, akademi menengah di Burton upon Trent, dituduh memerintahkan murid-murid yang menggambar bendera Palestina di tangan mereka untuk mencucinya sampai bersih.
Menurut media lokal Staffordshire Live, “Guru itu juga menyuruh murid-muridnya pergi."
Murid lain menghubungi Staffordshire Live untuk mengklaim bahwa sebenarnya kata-kata "Palestina Merdeka" yang ditulis oleh dua gadis Kelas Delapan itulah yang membuat mereka mendapat masalah.
Akademi De Ferrers telah berjanji menyelidiki insiden tersebut. Seorang juru bicara kepercayaan akademi yang menjalankan sekolah, mengatakan, "Akhir pekan lalu, para pemimpin sekolah di Akademi De Ferrers diberi tahu bahwa seorang murid merasa bahwa mereka telah diajak bicara secara tidak pantas oleh seorang anggota staf yang berurusan dengan masalah perilaku.”
Agresi Israel telah menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 66 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang lanjut usia.
Di salah satu sekolah Inggris di Midlands, ratusan orang mendesak agar seorang anggota staf pengajar dipecat karena para siswa mendukung Palestina.
Seorang anggota staf di Akademi De Ferrers, akademi menengah di Burton upon Trent, dituduh memerintahkan murid-murid yang menggambar bendera Palestina di tangan mereka untuk mencucinya sampai bersih.
Menurut media lokal Staffordshire Live, “Guru itu juga menyuruh murid-muridnya pergi."
Murid lain menghubungi Staffordshire Live untuk mengklaim bahwa sebenarnya kata-kata "Palestina Merdeka" yang ditulis oleh dua gadis Kelas Delapan itulah yang membuat mereka mendapat masalah.
Akademi De Ferrers telah berjanji menyelidiki insiden tersebut. Seorang juru bicara kepercayaan akademi yang menjalankan sekolah, mengatakan, "Akhir pekan lalu, para pemimpin sekolah di Akademi De Ferrers diberi tahu bahwa seorang murid merasa bahwa mereka telah diajak bicara secara tidak pantas oleh seorang anggota staf yang berurusan dengan masalah perilaku.”