Calon Bos Angkatan Udara AS Janji Setop Produksi Suku Cadang F-35 di Turki
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) harus menghentikan pembuatan suku cadang untuk jet tempur F-35 di Turki . Pernyataan itu diungkapkan calon Kepala Angkatan Udara AS Frank Kendall.
"Dalam situasi saat ini dengan Turki, saya pikir kita tidak boleh membuat suku cadang F-35 di Turki," ujar Frank Kendall kepada Komite Senat Angkatan Bersenjata AS selama sidang konfirmasi.
Ditanya apakah dia akan melakukan semua yang mungkin untuk memastikan bahwa produksi suku cadang ini dihentikan "secepat mungkin," Kendall menjawab, "Ya, saya akan."
Hubungan antara Washington dan Ankara memburuk setelah Turki terus maju, meskipun ada peringatan dari AS dan NATO, untuk pembelian sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia.
Kekhawatiran muncul bahwa sistem semacam itu dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang jet tempur F-35 AS.
Turki sebagai sekutu NATO mengatakan senjata Rusia tidak sesuai dengan tujuan tersebut.
Tetapi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengabaikan semua nasihat dan kekhawatiran dari Barat dan menerima sistem itu dari Moskow.
Pemerintahan Donald Trump, yang berkuasa saat itu, mengumumkan pengusiran Turki dari program produksi F-35 bersama dengan sanksi dan larangan izin ekspor militer.
Di era Presiden AS Joe Biden, hubungan dengan Turki tampaknya tidak membaik.
Biden menjadi presiden AS pertama yang secara resmi mengakui Genosida Armenia, memicu kemarahan Erdogan dan pejabat garis keras Turki lainnya.
Meminta pertanggungjawaban Turki adalah salah satu dari sedikit area yang mendapatkan dukungan bipartisan di Washington.
Biden dijadwalkan bertemu dengan Erdogan untuk pertama kalinya bulan depan, di sela-sela KTT NATO di Brussel.
Secara terpisah, Kendall memilih China dan Rusia sebagai "musuh" AS. Dia memperingatkan kedua negara bahwa mereka harus "jangan pernah meragukan Amerika Serikat."
"Dalam situasi saat ini dengan Turki, saya pikir kita tidak boleh membuat suku cadang F-35 di Turki," ujar Frank Kendall kepada Komite Senat Angkatan Bersenjata AS selama sidang konfirmasi.
Ditanya apakah dia akan melakukan semua yang mungkin untuk memastikan bahwa produksi suku cadang ini dihentikan "secepat mungkin," Kendall menjawab, "Ya, saya akan."
Hubungan antara Washington dan Ankara memburuk setelah Turki terus maju, meskipun ada peringatan dari AS dan NATO, untuk pembelian sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia.
Kekhawatiran muncul bahwa sistem semacam itu dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang jet tempur F-35 AS.
Turki sebagai sekutu NATO mengatakan senjata Rusia tidak sesuai dengan tujuan tersebut.
Tetapi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengabaikan semua nasihat dan kekhawatiran dari Barat dan menerima sistem itu dari Moskow.
Pemerintahan Donald Trump, yang berkuasa saat itu, mengumumkan pengusiran Turki dari program produksi F-35 bersama dengan sanksi dan larangan izin ekspor militer.
Di era Presiden AS Joe Biden, hubungan dengan Turki tampaknya tidak membaik.
Biden menjadi presiden AS pertama yang secara resmi mengakui Genosida Armenia, memicu kemarahan Erdogan dan pejabat garis keras Turki lainnya.
Meminta pertanggungjawaban Turki adalah salah satu dari sedikit area yang mendapatkan dukungan bipartisan di Washington.
Biden dijadwalkan bertemu dengan Erdogan untuk pertama kalinya bulan depan, di sela-sela KTT NATO di Brussel.
Secara terpisah, Kendall memilih China dan Rusia sebagai "musuh" AS. Dia memperingatkan kedua negara bahwa mereka harus "jangan pernah meragukan Amerika Serikat."
(sya)