Mantan Penasihat Sebut Boris Johnson Bohong Soal Penanganan Covid-19 Inggris
loading...
A
A
A
LONDON - Dominic Cummings menuduh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson berbohong tentang mengejar strategi kekebalan kawanan ketika pandemi pertama kali melanda. Tuduhan Cummings datang hanya beberapa hari jelang dengar pendapat yang sangat ditunggu-tunggu tentang tanggapan virus Corona Inggris.
Cummings adalah salah satu mantan penasihat utama Johnson. Dia dipecat pada akhir tahun lalu dan baru-baru ini terlibat dalam perang kata-kata dengan Downing Street, yang menuduhnya membocorkan percakapan dan dokumen internal ke media.
Dia dijadwalkan bertemu komite terpilih House of Commons untuk kesehatan dan sains tengah pekan ini. Di mana, dalam pertemuan itu Cummings akan memberikan bukti kepada komite mengenai penanganan Covid-19 pemerintah Inggris.
Dirinya mengaku memiliki dokumen penting yang akan mengungkap penanganan pandemi oleh pemerintah ketika Covid-19 pertama kali terdeteksi di Inggris pada awal tahun 2020.
Melalui akun Twitternya, Cummings menuturkan bahwa pemerintah awalnya bermaksud untuk mengobati virus seperti flu dan mengejar strategi kekebalan kawanan dengan membangun pertahanan alami. Johnson telah membantah bahwa itu pernah menjadi rencana resmi.
"No10 memutuskan untuk berbohong. Sangat bodoh dan etika yang mengerikan, untuk berbohong tentang itu. Kekebalan kelompok pada September 2020 secara harfiah merupakan rencana resmi," kicaunya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (24/5/2021).
“Garis yang benar dan apa yang Perdana Menteri ketahui adalah benar: rencana awal kami salah dan kami berubah ketika kami menyadarinya,” sambungnya.
Strategi kekebalan kawanan awal, jelasnya, ditinggalkan kurang dari dua minggu sebelum penguncian pertama pada Maret 2020 dan merupakan masalah mendasar dalam keseluruhan bencana.
"Jika kami memiliki persiapan yang tepat ditambah orang yang kompeten yang bertanggung jawab, kami mungkin akan menghindari lockdown 1, pasti tidak perlu lockdown 2 dan 3," tulisnya.
Cummings memperingatkan dia akan merilis "dokumen sejarah penting dari pengambilan keputusan COVID" kepada komite Commons sebelum penampilannya di hadapan anggota parlemen pada hari Rabu.
Meski demikian, dia tidak bisa mengungkap semuanya, karena dibatasi oleh Undang-Undang Rahasia Resmi, yang membatasi kemampuannya untuk merilis dokumen rahasia.
Anggota parlemen hanya dapat merilis dokumen yang terkait dengan "pembelajaran yang dipelajari" tentang pandemi.
Cummings adalah salah satu mantan penasihat utama Johnson. Dia dipecat pada akhir tahun lalu dan baru-baru ini terlibat dalam perang kata-kata dengan Downing Street, yang menuduhnya membocorkan percakapan dan dokumen internal ke media.
Dia dijadwalkan bertemu komite terpilih House of Commons untuk kesehatan dan sains tengah pekan ini. Di mana, dalam pertemuan itu Cummings akan memberikan bukti kepada komite mengenai penanganan Covid-19 pemerintah Inggris.
Dirinya mengaku memiliki dokumen penting yang akan mengungkap penanganan pandemi oleh pemerintah ketika Covid-19 pertama kali terdeteksi di Inggris pada awal tahun 2020.
Melalui akun Twitternya, Cummings menuturkan bahwa pemerintah awalnya bermaksud untuk mengobati virus seperti flu dan mengejar strategi kekebalan kawanan dengan membangun pertahanan alami. Johnson telah membantah bahwa itu pernah menjadi rencana resmi.
"No10 memutuskan untuk berbohong. Sangat bodoh dan etika yang mengerikan, untuk berbohong tentang itu. Kekebalan kelompok pada September 2020 secara harfiah merupakan rencana resmi," kicaunya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (24/5/2021).
“Garis yang benar dan apa yang Perdana Menteri ketahui adalah benar: rencana awal kami salah dan kami berubah ketika kami menyadarinya,” sambungnya.
Strategi kekebalan kawanan awal, jelasnya, ditinggalkan kurang dari dua minggu sebelum penguncian pertama pada Maret 2020 dan merupakan masalah mendasar dalam keseluruhan bencana.
"Jika kami memiliki persiapan yang tepat ditambah orang yang kompeten yang bertanggung jawab, kami mungkin akan menghindari lockdown 1, pasti tidak perlu lockdown 2 dan 3," tulisnya.
Cummings memperingatkan dia akan merilis "dokumen sejarah penting dari pengambilan keputusan COVID" kepada komite Commons sebelum penampilannya di hadapan anggota parlemen pada hari Rabu.
Meski demikian, dia tidak bisa mengungkap semuanya, karena dibatasi oleh Undang-Undang Rahasia Resmi, yang membatasi kemampuannya untuk merilis dokumen rahasia.
Anggota parlemen hanya dapat merilis dokumen yang terkait dengan "pembelajaran yang dipelajari" tentang pandemi.
(esn)