Abaikan Kemarahan China, PM Inggris Bela Pengerahan Kapal Induk ke Laut China Selatan

Sabtu, 22 Mei 2021 - 07:37 WIB
loading...
Abaikan Kemarahan China, PM Inggris Bela Pengerahan Kapal Induk ke Laut China Selatan
Kapal induk Inggris, HMS Queen Elizabeth, saat berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Portsmouth. Foto/REUTERS/Peter Nicholls
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Boris Johnson membela rencana pengerahan kapal induk HMS Queen Elizabeth dan kelompok tempurnya milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Laut China Selatan untuk operasi pertamanya. Dia mengabaikan kemarahan China yang tidak suka melihat kehadiran kapal militer di kawasan perairan sengketa tersebut.

PM Johnson mengeklaim pengerahan Kelompok Tempur Kapal Induk HMS Queen Elizabeth menunjukkan kepercayaan Inggris pada hukum maritim internasional.



Akhir bulan lalu, diumumkan bahwa kelompok tempur itu akan melakukan perjalanan ke Asia melalui Eropa, Afrika dan Timur Tengah dalam perjalanan selama 28 minggu. Wilayah perairan yang akan disambangi salah satunya adalah kawasan Laut China Selatan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh China.

Menanggapi kritik Beijing terhadap negara-negara Barat karena mengerahkan pasukan Angkatan Laut mereka di Laut China Selatan, Johnson pada hari Jumat membela rencana militer Inggris. Dia menyangkal bahwa langkah itu adalah upaya untuk memusuhi siapa pun.

"Salah satu hal yang akan kami lakukan dengan jelas adalah menunjukkan kepada teman-teman kami di China bahwa kami percaya pada hukum laut internasional, dan dengan percaya diri tetapi tidak dengan cara yang konfrontatif," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (22/5/2021).

Ketika pengerahan kapal induk yang direncanakan pertama kali diusulkan oleh Menteri Pertahanan Ben Wallace, itu digambarkan sebagai kesempatan untuk mengibarkan "bendera untuk Global Britain". "Dengan kelompok tempur menegaskan kembali komitmen kami untuk mengatasi tantangan keamanan hari ini dan besok," katanya saat itu.

Latihan militer gabungan di wilayah yang disengketakan akan melibatkan Australia, Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Rencana itu telah memicu kemarahan dari pemerintah China karena dianggap memperburuk situasi yang sudah tegang dan menciptakan risiko ketidakstabilan dan keamanan.



Pasukan yang akan mengambil bagian dalam latihan tersebut mengeklaim bahwa mereka hanya mempertahankan perairan bebas dan terbuka di wilayah Indo-Pasifik.

Beijing telah meningkatkan aktivitas militernya sendiri di Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir, yang menurut pemerintah China adalah manuver untuk melindungi kedaulatan nasional, hak kedaulatan, dan yurisdiksi di wilayah tersebut.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1204 seconds (0.1#10.140)