Sanders: Bom Buatan AS Hancurkan Gaza, Membunuh Wanita dan Anak-anak

Jum'at, 21 Mei 2021 - 05:06 WIB
loading...
Sanders: Bom Buatan...
Senator Amerika Serikat (AS) dan mantan calon presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) dan mantan calon presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders memperingatkan bom buatan AS menghancurkan Gaza dan membunuh wanita serta anak-anak.

Karena itulah dia memperkenalkan resolusi untuk memblokir penjualan senjata AS senilai USD735 juta (Rp11 triliun) ke Israel di tengah pemboman berkelanjutan di Jalur Gaza.

Israel merupakan sekutu AS di Timur Tengah. AS menjadi pemasok senjata utama dan pelindung Israel dalam berbagai upaya internasional di PBB untuk mengecam rezim Zionis.



Sanders memperkenalkan undang-undang (UU) tersebut pada Kamis, dengan harapan memblokir penjualan Amunisi Serangan Langsung Bersama dan Bom Diameter Kecil.



Itu terjadi sehari setelah sejumlah tokoh Partai Demokrat di DPR memperkenalkan undang-undang serupa setelah diberitahu tentang penjualan senjata itu pada 5 Mei.



"Pada saat bom buatan AS menghancurkan Gaza, dan membunuh wanita dan anak-anak, kita tidak bisa begitu saja membiarkan penjualan senjata besar-besaran berlangsung bahkan tanpa debat kongres," ujar Sanders di Twitter.

“Saya percaya bahwa Amerika Serikat harus membantu memimpin jalan menuju masa depan yang damai dan makmur bagi Israel dan Palestina. Kita perlu melihat dengan saksama apakah penjualan senjata ini benar-benar membantu melakukan itu, atau apakah itu hanya memicu konflik,” tutur dia, dilansir Al Jazeera.

Resolusi tersebut membutuhkan mayoritas sederhana untuk disahkan di kedua kamar Kongres sebelum mencapai meja Presiden Joe Biden, yang kemudian dapat memveto resolusi tersebut.

Kemudian akan membutuhkan dua pertiga mayoritas di kedua kamar parlemen untuk lolos, ambang batas yang tidak dapat diatasi.

Dukungan untuk Israel tetap kuat di antara para anggota parlemen AS, meskipun sekelompok progresif semakin menyerukan pendekatan yang lebih kritis kepada sekutu AS tersebut.

Hingga saat ini, AS menyediakan bantuan senilai USD3,8 miliar yang hampir tanpa syarat setiap tahun.

Semakin banyak Demokrat yang lebih moderat dan beberapa Republik juga telah bergabung dengan seruan untuk gencatan senjata di tengah eskalasi yang terus berlanjut.

Serangan brutal Israel telah menewaskan 230 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, di Gaza sejak 10 Mei.

Dua belas warga Israel, termasuk dua anak, juga tewas oleh roket yang ditembakkan kelompok pejuang di Gaza.

Setelah berhari-hari hening, Presiden AS Joe Biden menyuarakan dukungannya untuk gencatan senjata pada Senin melalui panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Pada Rabu, Biden membuat pernyataan tegasnya kepada Netanyahu sejak eskalasi dimulai, mengatakan kepadanya bahwa dia mengharapkan "penurunan yang signifikan hari ini di jalan menuju gencatan senjata."

Tetap saja, pemimpin Israel setelah panggilan itu mengatakan dia "bertekad" untuk terus membombardir Gaza sampai "tujuan Israel terpenuhi".

AS telah berulang kali memblokir pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata, dengan utusan AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, “AS tidak menilai bahwa pernyataan publik saat ini akan membantu menurunkan ketegangan."

Setelah sebelumnya dianggap sakral, penjualan senjata AS dan dukungan militer ke Israel semakin dipertanyakan secara terbuka oleh beberapa anggota parlemen.

Setelah memperkenalkan undang-undang untuk menghentikan penjualan senjata terbaru di DPR, anggota parlemen yang progresif, Alexandria Ocasio-Cortez menulis tweet, "AS tidak boleh menjadi stempel karet penjualan senjata kepada pemerintah Israel karena mereka menggunakan sumber daya kita untuk menargetkan kantor media internasional, sekolah, rumah sakit, misi kemanusiaan dan lokasi sipil untuk pemboman.”

“Kita memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia,” papar dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)