Duka di Gaza, Al Hadidi Kehilangan Semua Anggota Keluarga, Hanya Tersisa 1 Bayi

Rabu, 19 Mei 2021 - 07:45 WIB
loading...
Duka di Gaza, Al Hadidi Kehilangan Semua Anggota Keluarga, Hanya Tersisa 1 Bayi
Cuplikan video saat Mohammad al-Hadidi menggendong bayi laki-lakinya bernama Omar. Foto/al arabiya
A A A
JALUR GAZA - Di dalam rumah sakit Gaza , Mohammad al-Hadidi menggendong bayi laki-lakinya bernama Omar.

Omar menjadi satu-satunya anaknya yang masih hidup setelah serangan udara Israel menewaskan istri dan empat putranya yang lain di malam hari.

"Saya tidak memiliki siapa pun yang tersisa di dunia selain kamu," ujar ayah berusia 37 tahun itu.





Setelah serangan Israel, petugas penyelamat menarik anak berusia lima bulan itu dari pelukan ibunya yang sudah meninggal pada Sabtu pagi. Salah satu kaki mungil bayi itu retak di tiga tempat.



Semua anaknya yang lain, Suhayb, 13, Yahya, 11, Abderrahman, 8, dan Osama, 6, tewas dalam pemboman Israel bersama ibu mereka Maha Abu Hattab, 36.



“Mereka telah pergi bertemu Tuhan, kami tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi,” ungkap ayah yang berduka itu sambil terisak.

“Kita akan segera bertemu mereka, kamu dan aku. Oh Tuhan, biarlah tidak terlalu lama,” ungkap dia.

Duduk di tepi ranjang rumah sakit, Hadidi dengan hati-hati mencium pipi anaknya.

Dalam pelukannya, Omar beristirahat dengan tenang, kaki kanannya menyembul dari baju monyetnya dengan gips.

Di bawah rambut ikal kecil berwarna cokelat, kelopak matanya memar gelap dan bengkak, dan wajahnya dipenuhi goresan.

Serangan Israel pada Sabtu terjadi pada akhir Idul Fitri, yang biasanya penuh kegembiraan ketika keluarga Muslim berkumpul menyambut akhir bulan suci Ramadhan.

Pada Jumat, ibu Omar telah membawa dia dan saudara laki-lakinya untuk mengunjungi sepupu mereka di dekat kamp pengungsi Shati di luar Kota Gaza tempat mereka semua tinggal.

“Anak-anak itu mengenakan pakaian Idul Fitri, mengambil mainan mereka dan pergi ke rumah paman mereka untuk merayakannya,” ungkap Hadidi.

"Mereka menelepon di malam hari untuk memohon agar boleh menginap dan saya berkata oke," tutur dia.

Hadidi kemudian berhenti untuk menenangkan diri ketika dia mengingat apa yang akan menjadi malam yang menentukan dalam hidupnya itu.

"Saya tidur di rumah sendirian (dan) tiba-tiba terbangun karena suara bom," tutur dia.

Tak lama kemudian seorang tetangga menelepon untuk mengatakan satu rudal Israel telah menghantam rumah saudara iparnya.

"Saya bergegas secepat yang saya bisa, tetapi ketika saya sampai di sana, rumahnya telah jadi puing-puing, dan petugas penyelamat sedang mengeluarkan sejumlah mayat," ungkap dia.

Kakak iparnya dan empat anaknya juga termasuk di antara yang tewas.

Satu video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan Hadidi memeluk putranya di dadanya, sangat gembira karena dia selamat.

Hadidi dengan lembut menyentuh wajah putranya.

“Semua anak laki-laki saya yang lain menyusu, kecuali Omar yang menolak sejak hari pertama,” ujar dia dengan sedih. “Tuhan sedang mempersiapkan kami dan kami tidak tahu.”

Serangan udara Israel telah menewaskan 213 orang termasuk 59 anak-anak di daerah Gaza yang terkepung sejak Senin lalu.

Di pihak Israel, roket kelompok bersenjata Palestina telah menewaskan 10 orang.

Hadidi menuduh Israel sengaja mengincar anak-anak. "Apa yang telah mereka lakukan sehingga pantas dibom tanpa peringatan untuk mengevakuasi rumah?" tanya dia.

Israel mengklaim pihaknya menargetkan militan bersenjata, termasuk kelompok militan Palestina Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza.

Namun kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengutuk serangan yang telah menewaskan wanita dan anak-anak di wilayah yang padat penduduk dengan sekitar 2 juta penduduk itu.

Pusat Hak Asasi Manusia Mezan yang berbasis di Gaza mengatakan 341 unit perumahan telah rusak dalam pemboman udara Israel.

Bahkan dengan serangan udara yang sedang berlangsung, Hadidi mengatakan dia menunggu bayinya dinyatakan cukup sehat untuk membawanya pulang.

“Saya akan merawatnya dan membesarkan sendiri,” pungkas dia.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)