AS Sesalkan Masih Banyak Negara Batasi Kebebasan Beragama Warganya

Senin, 17 Mei 2021 - 18:46 WIB
loading...
AS Sesalkan Masih Banyak...
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan masih banyaknya negara yang membatasi kebebasan beragama warganya. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) , Antony Blinken mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan masih banyaknya negara yang membatasi kebebasan beragama warganya. Ini adalah respon atas laporan tahunan kebebasan beragama internasional yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri AS.

Laporan tersebut mencakup kebijakan pemerintah yang melanggar keyakinan beragama dan praktik kelompok, golongan, dan individu terkait agama, serta kebijakan AS untuk mendorong kebebasan beragama di seluruh dunia.

Kementerian Luar Negeri AS menyerahkan laporan tersebut kepada Kongres AS. sesuai dengan Undang-Undang Kebebasan Beragama Internasional tahun 1998. Baca juga: Perusahaan Peralatan Medis AS Rilis Produk Swab untuk Pasar Indonesia

"Kebebasan beragama adalah HAM; sesungguhnya, hal ini menyangkut inti makna menjadi manusia—untuk berpikir secara bebas, mengikuti hati nurani kita, mengubah keyakinan kita jika hati dan pikiran kita mengarahkan demikian, untuk mengekspresikan keyakinan itu di depan umum dan secara pribadi," ucap Blinken.

"Kebebasan ini diabadikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Hal ini juga merupakan bagian dari Amandemen Pertama Konstitusi AS. Komitmen negara kami untuk membela kebebasan beragama dan berkeyakinan sudah ada sejak berabad-abad lalu. Hal itu berlanjut hingga hari ini," sambungnya.

Blinken menuturkan, seperti yang ditunjukkan oleh Laporan Kebebasan Beragama Internasional tahun ini, hak ini masih di luar jangkauan bagi banyak orang di seluruh dunia.

Faktanya, ujar Blinken, menurut Pew Research Center, 56 negara, yang mencakup mayoritas penduduk dunia, masih menerapkan pembatasan secara besar atau berat terhadap kebebasan beragama.

"Untuk menyebutkan beberapa contoh saja dari laporan tahun ini, Iran terus mengintimidasi, melecehkan, dan menangkap anggota kelompok agama minoritas, termasuk Baha'i, Kristen, Yahudi, Zoroastrian, Muslim Sunni dan Sufi," ungkapnya, dalam siaran pers Kedutaan Besar AS di Jakarta yang diterima Sindonews pada Senin (17/5/2021).

Dia menuturkan, di Myanmar, para pemimpin kudeta militer menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas pembersihan etnis dan kekejaman lainnya terhadap Rohingya, yang sebagian besar adalah Muslim, dan agama serta etnis minoritas lainnya di seluruh dunia.

"Dan China secara luas mengkriminalisasi ekspresi beragama dan terus melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan serta genosida terhadap Muslim Uighur dan anggota kelompok agama dan etnis minoritas lainnya," tukasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
Serangan Rudal AS Hancurkan...
Serangan Rudal AS Hancurkan Masjid di Yaman
Incar 3 Periode, Trump:...
Incar 3 Periode, Trump: Saya Tidak Bercanda
Donald Trump Marah Besar...
Donald Trump Marah Besar kepada Putin, Ada Apa Gerangan?
3 Ancaman Terbesar Militer...
3 Ancaman Terbesar Militer AS, Paling Utama dan Pertama Adalah China
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Trump Ancam Mengebom...
Trump Ancam Mengebom Iran Jika Teheran Tak Sepakati Perjanjian Nuklir
Gempa M 7,1 Guncang...
Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga, Picu Peringatan Tsunami
Rekomendasi
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
Hasil Kinerja BCAP 2024,...
Hasil Kinerja BCAP 2024, Laba Bersih Melesat hingga 62,5%
Update Naturalisasi...
Update Naturalisasi Tristan Gooijer: Selangkah Lebih Dekat dengan Timnas Indonesia
Berita Terkini
Brigade Al-Qassam Gelar...
Brigade Al-Qassam Gelar Operasi Pertama, Israel Bunuh 1.000 Orang Sejak Perang Kembali Pecah
56 menit yang lalu
Tokoh Sayap Kanan Prancis...
Tokoh Sayap Kanan Prancis Le Pen Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara
1 jam yang lalu
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
2 jam yang lalu
2 Negara Anggota NATO...
2 Negara Anggota NATO Akan Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang ke Ukraina
7 jam yang lalu
Serangan Rudal AS Hancurkan...
Serangan Rudal AS Hancurkan Masjid di Yaman
11 jam yang lalu
Ini Pesan Hamas untuk...
Ini Pesan Hamas untuk Warga Palestina yang Merayakan Idulfitri saat Agresi Israel
13 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Islam dengan...
5 Negara Islam dengan Kekuatan Militer Terkuat di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved