Dipukuli dan Ditangkap Militer Israel, Maryam al-Afifi Malah Tersenyum
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Rasa takutnya sepertinya telah hilang dari hari warga Palestina , termasuk kaum perempuan. Alih-alih merasa takut saat berhadapan dengan tentara Israel yang terkenal dengan kebrutalannya, mereka justru tersenyum di hadapan mereka.
Ini dibuktikan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan cantik Palestina yang tersenyum saat ditangkap oleh tentara Israel. Tidak hanya itu, perempuan ini bahkan dengan lantang mempertanyakan moral prajurit Zionis.
Maryam al-Afifi, nama perempuan pemberani itu. Ia adalah anggota Orkestra Pemuda Palestina. Ia ditangkap dalam sebuah aksi protes terhadap penggusuran paksa terhadap penduduk di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Sebuah rekaman menunjukkan perempuan muda Palestina itu tersenyum resah setelah dipukuli dan diborgol oleh tentara Israel. Ia diseret dengan hijab merahnya oleh seorang tentara Israel dan kemudian dibawa pergi.
Saat ditahan di pinggir jalan, al-Afifi bertanya kepada tentara Israel yang ditugaskan untuk mengawasinya: "Inilah yang Anda inginkan ketika Anda masih kecil? Berada di pihak penindas?" seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (12/5/2021).
Meski ia telah dibebaskan sejak saat itu, video penangkapan Maryam al-Afifi telah menjadi viral di dunia maya.
Aksi kekerasan terbaru di Timur Tengah dimulai ketika polisi Israel bentrok dengan warga Palestina yang memprotes penggusuran beberapa keluarga dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, demi kepentingan pemukim Israel. Selama akhir pekan, ratusan orang terluka saat protes terjadi di luar Masjid al-Aqsa, di Temple Mount Yerusalem.
Kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam meluncurkan roket ke Israel pada hari Senin, dan melanjutkan serangan pada hari Selasa setelah serangan udara Israel di Gaza menghancurkan gedung bertingkat 12.
Sementara pasukan keamanan Israel bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di Tepi Barat, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, warga Arab Israel melakukan kerusuhan di kota-kota seperti Lod, Acre dan Nazareth, mendorong pihak berwenang di Tel Aviv untuk mengerahkan kembali pasukan dan menyatakan keadaan darurat.
Ini dibuktikan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan cantik Palestina yang tersenyum saat ditangkap oleh tentara Israel. Tidak hanya itu, perempuan ini bahkan dengan lantang mempertanyakan moral prajurit Zionis.
Maryam al-Afifi, nama perempuan pemberani itu. Ia adalah anggota Orkestra Pemuda Palestina. Ia ditangkap dalam sebuah aksi protes terhadap penggusuran paksa terhadap penduduk di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Sebuah rekaman menunjukkan perempuan muda Palestina itu tersenyum resah setelah dipukuli dan diborgol oleh tentara Israel. Ia diseret dengan hijab merahnya oleh seorang tentara Israel dan kemudian dibawa pergi.
Saat ditahan di pinggir jalan, al-Afifi bertanya kepada tentara Israel yang ditugaskan untuk mengawasinya: "Inilah yang Anda inginkan ketika Anda masih kecil? Berada di pihak penindas?" seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (12/5/2021).
Meski ia telah dibebaskan sejak saat itu, video penangkapan Maryam al-Afifi telah menjadi viral di dunia maya.
Aksi kekerasan terbaru di Timur Tengah dimulai ketika polisi Israel bentrok dengan warga Palestina yang memprotes penggusuran beberapa keluarga dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, demi kepentingan pemukim Israel. Selama akhir pekan, ratusan orang terluka saat protes terjadi di luar Masjid al-Aqsa, di Temple Mount Yerusalem.
Kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam meluncurkan roket ke Israel pada hari Senin, dan melanjutkan serangan pada hari Selasa setelah serangan udara Israel di Gaza menghancurkan gedung bertingkat 12.
Sementara pasukan keamanan Israel bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina di Tepi Barat, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, warga Arab Israel melakukan kerusuhan di kota-kota seperti Lod, Acre dan Nazareth, mendorong pihak berwenang di Tel Aviv untuk mengerahkan kembali pasukan dan menyatakan keadaan darurat.
(ian)