Pemimpin Hamas: Kalian Eskalasi Kami Siap, Menhan Israel: Ini Baru Awal
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Pertempuran antara Hamas dan Israel makin membara, tanpa indikasi kekerasan segera berakhir.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, “Israel telah menyalakan api di Yerusalem dan Al-Aqsa dan api meluas ke Gaza, oleh karena itu, Israel bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel memperingatkan kelompok militan akan "membayar harga yang sangat mahal."
Ismail Haniyeh mengatakan dalam pidatonya bahwa Qatar, Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melakukan kontak untuk menyerukan ketenangan tetapi pesan Hamas kepada Israel adalah, "Jika mereka ingin eskalasi, perlawanan siap, jika mereka ingin berhenti, perlawanan sudah siap.”
"Jika (Israel) ingin meningkatkan, kami siap untuk itu, dan jika ingin berhenti, kami juga siap," tegas Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang saat ini tinggal di luar wilayah tersebut.
Haniyeh mengatakan sikap Hamas itu dalam pidato yang disiarkan televisi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa pejuang di Jalur Gaza akan “membayar harga yang sangat mahal,” untuk roket-roket yang mencapai pinggiran Yerusalem pada Senin selama liburan di Israel untuk memperingati pencaplokan Yerusalem Timur dalam perang 1967.
"Kita berada di puncak kampanye yang berat," ujar Netanyahu dalam sambutan yang disiarkan televisi bersama Menteri Pertahanan dan panglima militernya Benny Gantz.
"Hamas dan Jihad Islam membayar dan akan membayar harga yang sangat mahal untuk permusuhan mereka, darah mereka hilang," tegas Netanyahu.
Sementara itu, Gantz mengatakan serangan Israel sejauh ini terhadap sejumlah sasaran Palestina di Gaza hanyalah "permulaan", setelah Hamas menembakkan roket-roket ke arah Tel Aviv.
"Ada banyak sasaran, untuk diserang di Gaza,” papar Gantz menyusul serangan Israel terhadap ratusan sasaran di Gaza sejak Senin malam.
“Ini baru permulaan. Organisasi teror telah terpukul keras dan akan terus terpukul karena keputusan mereka untuk menyerang Israel. Kami akan kembali dengan damai dan tenang, untuk jangka panjang," ujar dia.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, “Israel telah menyalakan api di Yerusalem dan Al-Aqsa dan api meluas ke Gaza, oleh karena itu, Israel bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel memperingatkan kelompok militan akan "membayar harga yang sangat mahal."
Ismail Haniyeh mengatakan dalam pidatonya bahwa Qatar, Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melakukan kontak untuk menyerukan ketenangan tetapi pesan Hamas kepada Israel adalah, "Jika mereka ingin eskalasi, perlawanan siap, jika mereka ingin berhenti, perlawanan sudah siap.”
"Jika (Israel) ingin meningkatkan, kami siap untuk itu, dan jika ingin berhenti, kami juga siap," tegas Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang saat ini tinggal di luar wilayah tersebut.
Haniyeh mengatakan sikap Hamas itu dalam pidato yang disiarkan televisi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa pejuang di Jalur Gaza akan “membayar harga yang sangat mahal,” untuk roket-roket yang mencapai pinggiran Yerusalem pada Senin selama liburan di Israel untuk memperingati pencaplokan Yerusalem Timur dalam perang 1967.
"Kita berada di puncak kampanye yang berat," ujar Netanyahu dalam sambutan yang disiarkan televisi bersama Menteri Pertahanan dan panglima militernya Benny Gantz.
"Hamas dan Jihad Islam membayar dan akan membayar harga yang sangat mahal untuk permusuhan mereka, darah mereka hilang," tegas Netanyahu.
Sementara itu, Gantz mengatakan serangan Israel sejauh ini terhadap sejumlah sasaran Palestina di Gaza hanyalah "permulaan", setelah Hamas menembakkan roket-roket ke arah Tel Aviv.
"Ada banyak sasaran, untuk diserang di Gaza,” papar Gantz menyusul serangan Israel terhadap ratusan sasaran di Gaza sejak Senin malam.
“Ini baru permulaan. Organisasi teror telah terpukul keras dan akan terus terpukul karena keputusan mereka untuk menyerang Israel. Kami akan kembali dengan damai dan tenang, untuk jangka panjang," ujar dia.
(sya)