Diaspora Eropa-Amerika dan BaktiMed-doctorSHARE Kolaborasi Kemanusiaan
loading...
A
A
A
STUTTGART - Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) dan Amerika Bersatu (AB1) pada Sabtu (1/5), menginisiasi webinar bersama Yayasan BaktiMed dan doctorSHARE dengan mengambil topik “Langkah Kemanusiaan untuk Indonesia Maju”.
PETJ dan AB1 merupakan organisasi diaspora Indonesia yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari teknologi sampai budaya, termasuk bidang kemanusiaan.
Langkah kedua organisasi Indonesia di luar negeri tersebut didasari keprihatinan tentang seringnya Indonesia mengalami bencana alam dan kenyataan masih banyaknya masyarakat kita di daerah terpencil yang belum mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Ketua PETJ Ari Manik mengemukakan berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia di tengah situasi pandemi global Covid-19, semakin memperlihatkan kenyataan kondisi infrastruktur pelayanan kesehatan yang sangat tidak memadai.
Pada saat-saat seperti inilah rasa kemanusiaan kita harus semakin terusik dan kita tergerak untuk bisa berbuat lebih untuk membantu sesama anak bangsa.
Beberapa waktu lalu PETJ yang dikoordinasi oleh dr Sylvia Jenkins (UK) dan Husni Suwandhi (DE), menggalang dana bencana untuk kemudian menyalurkannya melalui kerja-kerja doctorShare dan BaktiMed.
Sementara Ketua AB1 Ronny Rusli mengatakan diaspora Indonesia di Amerika yang walau tidak bisa terjun langsung secara fisik membantu korban bencana, tetapi akan selalu siap mengupayakan bantuan, donasi dan volunteer seperti yang sudah dilaksanakan selama ini.
Pendiri Yayasan BaktiMed M Wahid Supriyadi, sangat menghargai inisiatif ini karena merupakan contoh kerjasama dan sinergi yang baik, antara diaspora kita di Eropa dan Amerika dalam membantu meringankan beban pemerintah melalui aksi social.
Wahid yang juga mantan Dubes RI untuk UAE dan Rusia merangkap Belarus menambahkan di dalam negeri, BakFMed juga telah berkolaborasi dengan doctorSHARE yang didirikan dr Lie Darmawan yang dikenal dengan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) pertama di Indonesia.
“Walaupun baru didirikan sejak Januari yang lalu, BaktiMed telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan dan terkahir saya bangga dapat bekerjasama dengan doctorSHARE,” ungkap Wahid.
Dr Lie Darmawan menyampaikan pengalamannya selama lebih dari 11 tahun mengabdi kepada masyarakat melalui RSA dengan segala suka dan duka.
Rumah Sakit Apung ini adalah bentuk inovasi untuk menjangkau pulau terpencil dan terluar Indonesia yang tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang memadai.
Saat ini, doctorSHARE telah mengoperasikan 2 RSA. Ini masih jauh dari memadai. Salah satu komponen biaya yang cukup tinggi adalah biaya bahan bakar kapal, apalagi di bagian timur Indonesia, disamping biaya maintenance dan operasional lainnya.
Tetapi Dr Lie dan kawan-kawan terus berupaya memberikan layanan kesehatan gratis terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan.
RSA dr Lie saat ini sedang melayani warga terdampak bencana di pulau-pulau terluar Nusa Tenggara Timur.
Webinar kali ini diikuti oleh lebih dari 80 peserta dari benua Eropa dan Amerika, juga dari Indonesia, menghasilkan kesepakatan untuk terus bekerja sama saling membantu meringankan saudara-saudara kita di tanah air.
Untuk info selanjutnya dapat menghubungi Husni Suwandhi, melalui WA nomor +49 1577 7780 888.
Lihat Juga: Siapa 7 Pekerja Kemanusiaan yang Dibom Israel di Gaza? Mayoritas Justru Warga dari Negara Sekutu Zionis
PETJ dan AB1 merupakan organisasi diaspora Indonesia yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari teknologi sampai budaya, termasuk bidang kemanusiaan.
Langkah kedua organisasi Indonesia di luar negeri tersebut didasari keprihatinan tentang seringnya Indonesia mengalami bencana alam dan kenyataan masih banyaknya masyarakat kita di daerah terpencil yang belum mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Ketua PETJ Ari Manik mengemukakan berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia di tengah situasi pandemi global Covid-19, semakin memperlihatkan kenyataan kondisi infrastruktur pelayanan kesehatan yang sangat tidak memadai.
Pada saat-saat seperti inilah rasa kemanusiaan kita harus semakin terusik dan kita tergerak untuk bisa berbuat lebih untuk membantu sesama anak bangsa.
Beberapa waktu lalu PETJ yang dikoordinasi oleh dr Sylvia Jenkins (UK) dan Husni Suwandhi (DE), menggalang dana bencana untuk kemudian menyalurkannya melalui kerja-kerja doctorShare dan BaktiMed.
Sementara Ketua AB1 Ronny Rusli mengatakan diaspora Indonesia di Amerika yang walau tidak bisa terjun langsung secara fisik membantu korban bencana, tetapi akan selalu siap mengupayakan bantuan, donasi dan volunteer seperti yang sudah dilaksanakan selama ini.
Pendiri Yayasan BaktiMed M Wahid Supriyadi, sangat menghargai inisiatif ini karena merupakan contoh kerjasama dan sinergi yang baik, antara diaspora kita di Eropa dan Amerika dalam membantu meringankan beban pemerintah melalui aksi social.
Wahid yang juga mantan Dubes RI untuk UAE dan Rusia merangkap Belarus menambahkan di dalam negeri, BakFMed juga telah berkolaborasi dengan doctorSHARE yang didirikan dr Lie Darmawan yang dikenal dengan pelayanan Rumah Sakit Apung (RSA) pertama di Indonesia.
“Walaupun baru didirikan sejak Januari yang lalu, BaktiMed telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan dan terkahir saya bangga dapat bekerjasama dengan doctorSHARE,” ungkap Wahid.
Dr Lie Darmawan menyampaikan pengalamannya selama lebih dari 11 tahun mengabdi kepada masyarakat melalui RSA dengan segala suka dan duka.
Rumah Sakit Apung ini adalah bentuk inovasi untuk menjangkau pulau terpencil dan terluar Indonesia yang tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang memadai.
Saat ini, doctorSHARE telah mengoperasikan 2 RSA. Ini masih jauh dari memadai. Salah satu komponen biaya yang cukup tinggi adalah biaya bahan bakar kapal, apalagi di bagian timur Indonesia, disamping biaya maintenance dan operasional lainnya.
Tetapi Dr Lie dan kawan-kawan terus berupaya memberikan layanan kesehatan gratis terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan.
RSA dr Lie saat ini sedang melayani warga terdampak bencana di pulau-pulau terluar Nusa Tenggara Timur.
Webinar kali ini diikuti oleh lebih dari 80 peserta dari benua Eropa dan Amerika, juga dari Indonesia, menghasilkan kesepakatan untuk terus bekerja sama saling membantu meringankan saudara-saudara kita di tanah air.
Untuk info selanjutnya dapat menghubungi Husni Suwandhi, melalui WA nomor +49 1577 7780 888.
Lihat Juga: Siapa 7 Pekerja Kemanusiaan yang Dibom Israel di Gaza? Mayoritas Justru Warga dari Negara Sekutu Zionis
(sya)