Pentagon Nyatakan Konflik AS dengan China Tidak Terelakkan

Sabtu, 01 Mei 2021 - 07:08 WIB
loading...
A A A
Komentar Wakil Kepala Pentagon itu muncul setelah serangkaian eskalasi baru-baru ini terhadap China oleh pemerintahan Biden, termasuk peningkatan dramatis dalam jumlah yang disebut "operasi kebebasan navigasi" di atau dekat perairan China, peningkatan kehadiran militer AS di kawasan Indo-Pasifik secara umum, sanksi baru atas dugaan "genosida" China di Xinjiang, peningkatan perang dagang dan teknologi, dan klaim bahwa Beijing telah menghancurkan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong dan bersiap untuk menyerang Taiwan.

Baca juga: "Perang Kognitif", Kapal Perang AS Kuntit Kapal Induk China

China telah membantah semua tuduhan terhadapnya dan mendesak AS untuk mempertimbangkan perilakunya sendiri, baik di dalam maupun di luar negeri, sebelum menyerang RRC.

Pada hari Kamis, setelah pidato Presiden Biden Rabu kepada anggota Parlemen Amerika di mana dia mengatakan Amerika bersaing dengan China dan negara lain untuk memenangkan abad ke-21.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa wajar bagi kedua belah pihak untuk bersaing di beberapa bidang. "Persaingan ini harus seperti bersaing satu sama lain untuk meraih keunggulan di bidang kompetisi, bukan saling mengalahkan di arena gulat," kata kementerian tersebut.

Kementerian itu kemudian mengecam klaim AS tentang praktik perdagangan tidak adil China, dengan mengatakan bahwa pihak AS-lah yang telah melanggar prinsip pasar persaingan yang adil dan mempolitisasi masalah seperti lingkungan, teknologi, dan perdagangan. "Beijing akan dengan tegas menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya, sekarang dan di masa depan," imbuh kementerian tersebut.

Pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan China melaporkan peningkatan dramatis dalam perilaku provokatif Amerika di dekat China, dan mengatakan kepada AS untuk mundur dan menghentikan peningkatan militerisasi regional dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Ini Respons Huawei atas...
Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa
Iran Terbuka untuk Pembatasan...
Iran Terbuka untuk Pembatasan Pengayaan Uranium Sementara
Bertemu Putra Mahkota...
Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Trump akan Cabut Semua Sanksi AS pada Suriah
Arab Saudi Teken Kesepakatan...
Arab Saudi Teken Kesepakatan Lebih dari Rp4.982 Triliun dengan AS
Di Arab Saudi, Trump...
Di Arab Saudi, Trump Tegaskan Warga Gaza Berhak Dapat Masa Depan yang Jauh Lebih Baik
Bawa Permen Ganja dari...
Bawa Permen Ganja dari Thailand, Pebasket AS Ditangkap Polisi
AS dan Indonesia Gelar...
AS dan Indonesia Gelar Misi Investigasi Cari Anggota Militer Amerika yang Hilang Saat PD II
Artis Hollywood dan...
Artis Hollywood dan Tokoh Film Dunia Ramai-Ramai Kecam Genosida Israel di Gaza
Rekomendasi
Sahroni Nilai Aksi Premanisme...
Sahroni Nilai Aksi Premanisme dalam Dunia Usaha Harus Diberantas
David Singleton Ditunjuk...
David Singleton Ditunjuk Jadi Pelatih Timnas Basket Indonesia, Apa Targetnya?
PM Australia Anthony...
PM Australia Anthony Albanese Disambut Airlangga dan Sugiono di Halim Perdanakusuma
Berita Terkini
Dulu India Jadi Pendukung...
Dulu India Jadi Pendukung Palestina, tapi Perang Pakistan Mengubah Segalanya
Ini Peran Israel dalam...
Ini Peran Israel dalam Memperkeruh Perang India dan Pakistan
Siapa Peter Fitzek?...
Siapa Peter Fitzek? Pemimpin Ekstremis yang Mengaku sebagai Raja Kerajaan Jerman
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Ini Cara Unik Pangeran...
Ini Cara Unik Pangeran MBS Menyenangkan Donald Trump
Trump Puji Presiden...
Trump Puji Presiden Suriah: Pria yang Menarik dan Tangguh
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Kecam Serangan India ke Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved