Cerita Penggali Kubur di India: Setahun Tidak Libur, Kerja Shift 24 Jam

Sabtu, 01 Mei 2021 - 03:37 WIB
loading...
Cerita Penggali Kubur di India: Setahun Tidak Libur, Kerja Shift 24 Jam
Penggali kubur di Mumbai bekerja shift 24 jam saat jumlah kematian akibat COVID-19 terus melonjak di India. Foto/US News
A A A
MUMBAI - Tsunami COVID-19 yang melanda India membuat penggalikubur di Mumbai bekerja tiada henti dan tanpa libur. Mereka bahkan harus bekerja dalam sistem shift selama 24 jam seiring melonjaknya kematian akibat COVID-19 di India.

Dua atau tiga bulan setelah krisis COVID-19, penggalikubur di Mumbai Sayyed Munir Kamruddin berhenti memakai alat pelindung diri dan sarung tangan.

“Saya tidak takut dengan COVID, saya telah bekerja dengan keberanian. Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan," kata pria berusia 52 tahun, yang telah menggali kuburan di kota itu selama 25 tahun.

India berada di tengah gelombang kedua infeksi virus Corona baru yang telah menyaksikan setidaknya 300 ribu orang dinyatakan positif setiap hari selama seminggu terakhir, dan jumlah kematian COVID-19 meningkat melewati angka 18 juta.

Sistem kesehatan dan krematorium kewalahan. Di New Delhi, ambulans telah membawa jenazah korban COVID-19 ke krematorium darurat di taman dan tempat parkir, di mana jenazah dibakar di barisan kayu bakar.



Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban COVID-19.

“Ini satu-satunya pekerjaan kami. Mengambil jenazahnya, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia belum pernah libur dalam setahun seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (1/5/2021).

Meskipun saat ini umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, Kamruddin mengatakan kepada Reuters bahwa pekerjaannya yang berat dan cuaca yang panas telah mencegahnya untuk berpuasa.

“Pekerjaan saya sangat keras,” katanya. “Saya merasa haus akan air. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa?” ucapnya

Namun keyakinan Kamruddin membuat dia terus bertahan, dan dia tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah dalam waktu dekat.

“Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat,” katanya. “Pemerintah tidak akan memberi kami apapun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah," tukasnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2017 seconds (0.1#10.140)