John Kerry Bantah Bocorkan Serangan Israel ke Menlu Iran

Selasa, 27 April 2021 - 16:45 WIB
loading...
John Kerry Bantah Bocorkan...
Mantan Menlu AS John Kerry dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Foto/Daily Mail
A A A
WASHINGTON - Utusan khusus masalah iklim Amerika Serikat (AS), John Kerry, membantah laporan yang menyebutnya membocorkan operasi militer Israel di Suriah kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif. Sebelumnya, laporan itu membuat marah para kritikus dari Partai Republik.

Rekaman kontroversial yang bocor ke New York Times pada hari Minggu itu menangkap diskusi berjam-jam antara Zarif dan ekonom Saeed Leylaz. Pada satu titik dalam sesi diskusi, Menlu Iran mengatakan Kerry memberitahunya bahwa Tel Aviv telah melakukan lebih dari 200 serangan terhadap "kepentingan Iran" di Suriah, sebuah informasi yang menurut laporan disebut Zarif "mencengangkan."

Direkam bulan lalu dan awalnya diperoleh oleh outlet berita Farsi yang berbasis di London Iran International, audio yang bocor dengan cepat memicu tuntutan dari anggota parlemen Republik agar Kerry mundur, di antaranya dari Senator Dan Sullivan (Alaska) dan Rick Scott (Florida). Sementara itu Senator Republik asal New York Elise Stefanik, melangkah lebih jauh, dengan mengatakan mantan menteri luar negeri AS itu harus segera diselidiki dan diadili.

Namun, Kerry bersikeras bahwa tuduhan itu "benar-benar salah."



"Ini tidak pernah terjadi - baik ketika saya menjadi menteri luar negeri atau sejak itu,” ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (27/4/2021).

Sebelum bantahan Kerry, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price membelanya.

"Saya hanya akan membuat Intinya bahwa jika Anda kembali dan melihat laporan pers sejak saat itu, ini pasti bukan rahasia," ujar Price.

Price diduga merujuk pada laporan Reuters pada 2018 lalu yang juga menyatakan Tel Aviv telah melancarkan 200 serangan terhadap sasaran Iran di Suriah selama dua tahun sebelumnya, mengutip seorang pejabat senior Israel.

Price juga mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers bahwa dia tidak dapat berbicara terkait "keaslian" atau "keakuratan" dari rekaman yang bocor itu.



Teheran, pada bagiannya, tidak mempermasalahkan keaslian rekaman itu, meskipun seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran berpendapat percakapan di balik pintu itu bocor "secara ilegal" dan sejumlah bagian dari rekaman itu telah "dipilih-pilih" untuk tujuan politik.

Rekaman yang bocor muncul ketika Washington dan Teheran terus bertemu untuk pembicaraan tidak langsung di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Perjanjian itu ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia, di mana mantan presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri pada 2018. Trump juga menerapkan kembali serangkaian sanksi yang melumpuhkan segera setelahnya.

Sejak itu, Iran telah mengurangi komitmennya sendiri di bawah kesepakatan tersebut. Iran bersikeras bahwa pemerintahan Joe Biden harus menepati keringanan sanksi yang dijanjikan sebelum mempertimbangkan kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta nuklir.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)