AS: Rencana Rusia Memblokir Laut Hitam adalah Eskalasi Tanpa Alasan

Selasa, 20 April 2021 - 14:05 WIB
loading...
AS: Rencana Rusia Memblokir...
Kapal pendarat Armada Kaspia Angkatan Laut Rusia di Sungai Don selama perpindahan antar armada dari Laut Kaspia ke Laut Hitam, di pinggiran Rostov-on-Don, Rusia, 12 April 2021. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menuding rencana Rusia memblokir sebagian Laut Hitam adalah "eskalasi tanpa alasan".

Tindakan Rusia itu dapat memengaruhi akses ke berbagai pelabuhan Ukraina.

Media pemerintah Rusia melaporkan Moskow bermaksud menutup sebagian Laut Hitam untuk militer asing dan kapal resmi asing selama enam bulan.



Langkah seperti itu dapat memengaruhi akses ke berbagai pelabuhan Ukraina di Laut Azov, yang terhubung ke Laut Hitam melalui Selat Kerch, di ujung timur semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014.



"Ini mewakili eskalasi lain yang tidak beralasan dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk merusak dan mengguncang Ukraina," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.



“Perkembangan ini sangat meresahkan di tengah laporan yang kredibel tentang penumpukan pasukan Rusia di Krimea yang diduduki dan di sekitar perbatasan Ukraina, sekarang pada tingkat yang tidak terlihat sejak invasi Rusia pada tahun 2014,” papar dia.

Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul peningkatan pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Moskow telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan utara dan timur Ukraina, serta di Krimea, memicu peringatan dari NATO.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Iran Tawarkan Kemitraan...
Iran Tawarkan Kemitraan Energi Nuklir dengan AS
Trump Tawari Arab Saudi...
Trump Tawari Arab Saudi Paket Senjata Senilai Lebih dari Rp1.684 Triliun
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
Kenapa Pangeran Tampan...
Kenapa Pangeran Tampan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud Dijuluki Sleeping Prince Arab Saudi?
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer Amerika Serikat dan China 2025: Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
7 Universitas Swasta...
7 Universitas Swasta Indonesia Terbaik yang Tembus Peringkat Dunia QS WUR 2025
Guru SD di OKI Ikuti...
Guru SD di OKI Ikuti Pelatihan Penggunaan Pendamping Buku Ajar Gajah Sumatra
Dorong PNBP, AUKSI dan...
Dorong PNBP, AUKSI dan DJKN Jatim Perkuat Ekosistem Lelang Sukarela
Berita Terkini
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
8 menit yang lalu
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
53 menit yang lalu
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
1 jam yang lalu
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
7 jam yang lalu
Dendam, Israel Tak akan...
Dendam, Israel Tak akan Kirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus
10 jam yang lalu
130.000 Orang Berikan...
130.000 Orang Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus di Vatikan
11 jam yang lalu
Infografis
Terungkap Rencana Rahasia...
Terungkap Rencana Rahasia Golden Dome, Perisai Rudal Canggih AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved