Lukisan Termahal Dunia Salvator Mundi Terancam Punah di Superyacht Pangeran Saudi
loading...
A
A
A
Lukisan karya Leonardo da Vinci itu telah menyebabkan keretakan diplomatik.
Awal pekan ini, sebuah film dokumenter Prancis menuduh bahwa Salvator Mundi tidak dipamerkan di Louvre dua tahun lalu karena pemerintah Prancis tidak mau tunduk pada tekanan dari Riyadh untuk menyajikan karya kontroversial itu sebagai "100 persen Da Vinci".
Seorang pejabat senior pemerintah Prancis mengungkapkan dalam film tersebut bahwa lukisan itu tiba di Paris pada Juni 2019, menjelang pameran terkenal da Vinci, dan kemudian dianalisis di laboratorium teknis Louvre.
"Pada akhir proses putusan terungkap: bukti ilmiah bahwa Leonardo da Vinci hanya memberikan kontribusi pada lukisan itu," kata pejabat yang diberi nama sandi Jacques dalam film dokumenter tersebut.
Dia mengeklaim bahwa Pangeran MBS tidak akan menerima keraguan tentang keaslian karya tersebut.
“MBS menetapkan kondisi yang sangat jelas—tunjukkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa tanpa penjelasan lain, tunjukkan sebagai 100 persen Leonardo da Vinci,” kata Jacques.
Tarik menarik diplomatik terjadi, di mana Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menteri Kebudayaan Franck Riester melobi atas nama permintaan Arab Saudi, mencatat kesepakatan signifikan yang ditandatangani Riyadh dengan Paris.
Namun, Presiden Emmanuel Macron menolak persyaratan tersebut karena kredibilitas Prancis dan Louvre dipertaruhkan. Penolakan Macron itu diungkap pejabat Prancis yang menolak disebutkan nama lengkapnya itu.
Sebuah laporan di New York Times pada hari Minggu mengeklaim bahwa sebenarnya permintaan Saudi untuk menempatkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa, bukan keraguan tentang keaslian, yang menyebabkan lukisan itu ditarik dari pameran.
Pemeriksaan forensik terhadap lukisan itu—yang menggunakan teknologi paling canggih yang tersedia—secara resmi menyimpulkan bahwa karya itu diproduksi oleh Leonardo da Vinci. Kesimpulan itu merupakan laporan Louvre yang dirahasiakan dan diperoleh New York Times.
Awal pekan ini, sebuah film dokumenter Prancis menuduh bahwa Salvator Mundi tidak dipamerkan di Louvre dua tahun lalu karena pemerintah Prancis tidak mau tunduk pada tekanan dari Riyadh untuk menyajikan karya kontroversial itu sebagai "100 persen Da Vinci".
Seorang pejabat senior pemerintah Prancis mengungkapkan dalam film tersebut bahwa lukisan itu tiba di Paris pada Juni 2019, menjelang pameran terkenal da Vinci, dan kemudian dianalisis di laboratorium teknis Louvre.
"Pada akhir proses putusan terungkap: bukti ilmiah bahwa Leonardo da Vinci hanya memberikan kontribusi pada lukisan itu," kata pejabat yang diberi nama sandi Jacques dalam film dokumenter tersebut.
Dia mengeklaim bahwa Pangeran MBS tidak akan menerima keraguan tentang keaslian karya tersebut.
“MBS menetapkan kondisi yang sangat jelas—tunjukkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa tanpa penjelasan lain, tunjukkan sebagai 100 persen Leonardo da Vinci,” kata Jacques.
Tarik menarik diplomatik terjadi, di mana Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menteri Kebudayaan Franck Riester melobi atas nama permintaan Arab Saudi, mencatat kesepakatan signifikan yang ditandatangani Riyadh dengan Paris.
Namun, Presiden Emmanuel Macron menolak persyaratan tersebut karena kredibilitas Prancis dan Louvre dipertaruhkan. Penolakan Macron itu diungkap pejabat Prancis yang menolak disebutkan nama lengkapnya itu.
Sebuah laporan di New York Times pada hari Minggu mengeklaim bahwa sebenarnya permintaan Saudi untuk menempatkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa, bukan keraguan tentang keaslian, yang menyebabkan lukisan itu ditarik dari pameran.
Pemeriksaan forensik terhadap lukisan itu—yang menggunakan teknologi paling canggih yang tersedia—secara resmi menyimpulkan bahwa karya itu diproduksi oleh Leonardo da Vinci. Kesimpulan itu merupakan laporan Louvre yang dirahasiakan dan diperoleh New York Times.