AS Peringatkan Rusia: Agresif terhadap Ukraina Ada Konsekuensinya!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Rusia bahwa akan ada konsekuensi yang ditanggung jika Moskow bertindak agresif terhadap Ukraina .
Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan pasukan Moskow di perbatasan negara pecahan Uni Soviet tersebut.
"Saya harus memberi tahu Anda bahwa saya memiliki keprihatinan nyata tentang tindakan Rusia di perbatasan Ukraina," kata Blinken dalam wawancara di program "Meet the Press" NBC, Minggu (11/4/2021).
"Itulah sebabnya kami berhubungan sangat dekat, dalam koordinasi yang erat, dengan sekutu dan mitra kami di Eropa. Kami semua berbagi kepedulian itu," ujar diplomat top Amerika tersebut.
"Presiden [Joe] Biden sudah sangat jelas tentang ini. Jika Rusia bertindak ceroboh, atau agresif, akan ada biaya, akan ada konsekuensinya," kata Blinken.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran semakin intensif antara tentara Ukraina dan pasukan separatis pro-Rusia di timur negara itu. Dengan adanya penumpukan pasukan Rusia di wilayah tersebut, kekhawatiran meningkat akan eskalasi besar-besaran dalam konflik yang telah berlangsung lama di timur Ukraina.
Ukraina menuduh Rusia mengerahkan ribuan personel militer di perbatasan utara dan timurnya serta di semenanjung Crimea yang dicaplok.
Kremlin, yang tidak membantah pergerakan pasukannya, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya tidak bergerak menuju perang dengan Ukraina—tetapi juga bahwa pihaknya tidak akan acuh tak acuh terhadap warga berbahasa Rusia di wilayah yang dilanda konflik.
Gedung Putih pada pekan lalu mengatakan jumlah pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina sekarang lebih banyak daripada kapan pun sejak 2014, ketika konflik meletus setelah pencaplokan Crimea oleh Rusia dari Ukraina.
Konflik di timur Ukraina telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa dan berubah menjadi masalah yang mengganggu dalam hubungan Moskow dengan Barat.
Pertempuran telah mereda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi solusi diplomatik untuk menyelesaikan status wilayah timur tetap berada di luar jangkauan.
Crimea masih diakui sebagai bagian dari Ukraina oleh PBB, dan Kiev berjanji suatu hari akan merebutnya kembali.
Biden, yang sebelumnya mengawasi kebijakan Washington tentang Ukraina, dipandang sebagai sekutu kuat oleh Ukraina dan diplomat utamanya Blinken, dalam pembicaraan minggu ini dengan rekan-rekannya dari Prancis dan Jerman, setuju untuk mendukung Ukraina melawan "provokasi" Rusia.
Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan pasukan Moskow di perbatasan negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Baca Juga
"Saya harus memberi tahu Anda bahwa saya memiliki keprihatinan nyata tentang tindakan Rusia di perbatasan Ukraina," kata Blinken dalam wawancara di program "Meet the Press" NBC, Minggu (11/4/2021).
"Itulah sebabnya kami berhubungan sangat dekat, dalam koordinasi yang erat, dengan sekutu dan mitra kami di Eropa. Kami semua berbagi kepedulian itu," ujar diplomat top Amerika tersebut.
"Presiden [Joe] Biden sudah sangat jelas tentang ini. Jika Rusia bertindak ceroboh, atau agresif, akan ada biaya, akan ada konsekuensinya," kata Blinken.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran semakin intensif antara tentara Ukraina dan pasukan separatis pro-Rusia di timur negara itu. Dengan adanya penumpukan pasukan Rusia di wilayah tersebut, kekhawatiran meningkat akan eskalasi besar-besaran dalam konflik yang telah berlangsung lama di timur Ukraina.
Ukraina menuduh Rusia mengerahkan ribuan personel militer di perbatasan utara dan timurnya serta di semenanjung Crimea yang dicaplok.
Kremlin, yang tidak membantah pergerakan pasukannya, mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya tidak bergerak menuju perang dengan Ukraina—tetapi juga bahwa pihaknya tidak akan acuh tak acuh terhadap warga berbahasa Rusia di wilayah yang dilanda konflik.
Gedung Putih pada pekan lalu mengatakan jumlah pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina sekarang lebih banyak daripada kapan pun sejak 2014, ketika konflik meletus setelah pencaplokan Crimea oleh Rusia dari Ukraina.
Konflik di timur Ukraina telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa dan berubah menjadi masalah yang mengganggu dalam hubungan Moskow dengan Barat.
Pertempuran telah mereda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi solusi diplomatik untuk menyelesaikan status wilayah timur tetap berada di luar jangkauan.
Crimea masih diakui sebagai bagian dari Ukraina oleh PBB, dan Kiev berjanji suatu hari akan merebutnya kembali.
Biden, yang sebelumnya mengawasi kebijakan Washington tentang Ukraina, dipandang sebagai sekutu kuat oleh Ukraina dan diplomat utamanya Blinken, dalam pembicaraan minggu ini dengan rekan-rekannya dari Prancis dan Jerman, setuju untuk mendukung Ukraina melawan "provokasi" Rusia.
(min)