Tolak Pemerintahan Junta, Diplomat Myanmar di Jerman Dipecat dan Dicabut Kewarganegaraannya

Minggu, 11 April 2021 - 19:10 WIB
loading...
Tolak Pemerintahan Junta,...
Tiga diplomat Myanmar yang bertugas di Jerman dipecat dan dicabut kewarganegaranya, karena menentang pemerintahan junta. Foto/Ist
A A A
BERLIN - Chaw Kalyar mengatakan dahulu dia bertugas untuk mengurusi warga Myanmar di Jerman , khususnya mereka yang kewarganegaraannya dicabut oleh penguasa militer dahulu. Namun, saat ini dia menghadapi kesulitan yang sama.

Chaw adalah satu dari tiga diplomat Myanmar yang bertugas di Jerman, yang dipecat dan dicabut kewarganegaranya, karena menentang pemerintahan junta.

Semua bermula pada 4 Maret, di manadia dan dua diplomat lainnya di Kedutaan Besar Myanmar di Berlin terlibat dalam gerakan pembangkangan dan memposting di Facebook pesan dukungan kepada demonstran.

Kurang dari seminggu kemudian, ujar Chaw, dia dan dua temannya menerima surat yang memberitahu mereka bahwa mereka telah dipecat dan paspor mereka ditarik.

"Ketika kami memposting pengumuman kami di Facebook, kami tahu apa konsekuensinya," kata Chaw, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (11/4/2021).

"Kami tidak bisa pulang atau keluar dari Jerman karena mereka membatalkan paspor kami. Kami harus tetap di sini tetapi tidak apa-apa dibandingkan dengan orang-orang di Myanmar yang nyawanya dipertaruhkan setiap saat," sambungnya.

Pria, yang memiliki pangkat sekretaris ketiga itu menuturkan pengaruh junta sangat besar di Kedutaan Besar Myanmar di Berlin. Ini karena Kedutaan Besar Myanmar di Berlinadalah satu-satunya kedutaan Myanmar yang atase militer.

"Sebagai satu-satunya kedutaan dengan atase militer di Eropa, kami merasakan pengaruh mereka tumbuh: Sekarang mereka lebih sering datang ke kedutaan dan memberikan catatan propaganda tentang situasi di Myanmar," katanya.

Chaw mengaku keputusan dia untuk turut menentang junta dan mendukung demonstran dipicu oleh aksi Kyaw Moe Tun, Duta Besar Myanmar di PBB.

Kyaw Moe mendesak militer untuk memulihkan pemerintahan sipil dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB. Dia segera dipecat oleh junta dan dituduh melakukan pengkhianatan tingkat tinggi.

"Saya sangat tersentuh (oleh) langkahnya. Dia adalah pemimpin bagi kami dan kami bisa melakukannya juga," ungkap Chaw.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2061 seconds (0.1#10.140)