Lebih Maut dari Sianida, Ratusan Ikan Evil-Eye Muncul di Pantai Afsel
loading...
A
A
A
"Ikan yang mati di False Bay secara eksklusif adalah ikan buntal 'evil-eye' dengan jumlah 300 hingga 400 ikan mati per km pantai," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.
“Ikan mati ini semuanya membawa neurotoxin tetrodotoxin yang mematikan dan tidak boleh dimakan; kematian biasanya terjadi karena serangan jantung."
“Penjelajah pantai sangat disarankan untuk menjauhkan hewan peliharaan mereka dari mereka (ikan beracun). Jika seekor anjing memakan seluruh atau sebagian dari ikan buntal, segera dimuntahkan dan bawa hewan peliharaan Anda ke dokter hewan," lanjut departemen itu.
AfriOceans Conservation Alliance, sebuah LSM lokal, mengatakan seekor anjing telah terbunuh akibat ikan-ikan tersebut terdampar secara massal.
Sementara itu, penyebab kejadian tersebut masih menjadi misteri.
Ratusan ikan beracun terdampar massal sebelumnya disebabkan oleh gelombang merah—mekarnya ganggang yang mengubah warna air, dan menghasilkan racun alami.
Namun, pernyataan departemen terkait mencatat bahwa tidak ada laporan kondisi air yang merugikan atau racun gelombang merah yang mungkin menyebabkan hal ini.
Kemungkinan lain adalah ikan-ikan tersebut terlempar ke pantai setelah membusungkan diri atau sebagai respons terhadap gelombang besar.
Bagaimanapun, Dr Gridley—yang mempelajari kehidupan laut sebagai bagian dari organisasi Sea Search—percaya bahwa masyarakat memiliki peran untuk dimainkan untuk kejadian serupa di masa depan.
“Ikan mati ini semuanya membawa neurotoxin tetrodotoxin yang mematikan dan tidak boleh dimakan; kematian biasanya terjadi karena serangan jantung."
“Penjelajah pantai sangat disarankan untuk menjauhkan hewan peliharaan mereka dari mereka (ikan beracun). Jika seekor anjing memakan seluruh atau sebagian dari ikan buntal, segera dimuntahkan dan bawa hewan peliharaan Anda ke dokter hewan," lanjut departemen itu.
AfriOceans Conservation Alliance, sebuah LSM lokal, mengatakan seekor anjing telah terbunuh akibat ikan-ikan tersebut terdampar secara massal.
Sementara itu, penyebab kejadian tersebut masih menjadi misteri.
Ratusan ikan beracun terdampar massal sebelumnya disebabkan oleh gelombang merah—mekarnya ganggang yang mengubah warna air, dan menghasilkan racun alami.
Namun, pernyataan departemen terkait mencatat bahwa tidak ada laporan kondisi air yang merugikan atau racun gelombang merah yang mungkin menyebabkan hal ini.
Kemungkinan lain adalah ikan-ikan tersebut terlempar ke pantai setelah membusungkan diri atau sebagai respons terhadap gelombang besar.
Bagaimanapun, Dr Gridley—yang mempelajari kehidupan laut sebagai bagian dari organisasi Sea Search—percaya bahwa masyarakat memiliki peran untuk dimainkan untuk kejadian serupa di masa depan.