Jerman Sebut Jumlah Kematian Demonstran di Myanmar Sudah Lewati Batas
loading...
A
A
A
BERLIN - Menteri Luar Negeri Jerman , Heiko Maas mengatakan, jumlah kematian demonstran di Myanmar benar-benar sudah melewati batas. Oleh karena itu, Mass menyebut, Uni Eropa (UE) akan menjatuhkan sanksi baru yang lebih keras kepada junta militer.
Kelompok aktivis mengatakan, hingga akhir pekan lalu, setidaknya 234 orang telah terbunuh sejak kudeta 1 Februari dimulai dan ribuan lainnya telah ditahan.
"Jumlah pembunuhan telah mencapai tingkat yang tak tertahankan, itulah sebabnya kami tidak akan dapat menghindari pemberian sanksi," kata Maas.
"Kami tidak bermaksud untuk menghukum rakyat Myanmar, tapi mereka yang terang-terangan melanggar HAM," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (22/3/2021).
Mass menuturkan, sanksi UE terhadap Myanmar akan menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas kekerasan di jalanan dan tidak dimaksudkan untuk menghukum rakyat Myanmar.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kosep Borrell menuturkan, pihaknya akan menjatuhkan sanksi kepada 11 orang yang terkait dengan kudeta 1 Februari.
Kelompok aktivis mengatakan, hingga akhir pekan lalu, setidaknya 234 orang telah terbunuh sejak kudeta 1 Februari dimulai dan ribuan lainnya telah ditahan.
"Jumlah pembunuhan telah mencapai tingkat yang tak tertahankan, itulah sebabnya kami tidak akan dapat menghindari pemberian sanksi," kata Maas.
"Kami tidak bermaksud untuk menghukum rakyat Myanmar, tapi mereka yang terang-terangan melanggar HAM," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (22/3/2021).
Mass menuturkan, sanksi UE terhadap Myanmar akan menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas kekerasan di jalanan dan tidak dimaksudkan untuk menghukum rakyat Myanmar.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kosep Borrell menuturkan, pihaknya akan menjatuhkan sanksi kepada 11 orang yang terkait dengan kudeta 1 Februari.
(esn)