Biden Sebut Putin Pembunuh, Rusia Tarik Dubesnya dari AS

Kamis, 18 Maret 2021 - 08:14 WIB
loading...
Biden Sebut Putin Pembunuh,...
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Pemerintah Rusia menarik pulang duta besar (dubes)-nya yang ditempatkan di Amerika Serikat (AS) sehari setelah ketegangan diplomatik kedua negara memanas. Perseteruan ini dipicu pernyataan Presiden Amerika Joe Biden yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "pembunuh" yang "tidak mempunyai jiwa".

Dalam wawancara dengan ABC News, Presiden Amerika mengatakan Moskow akan segera membayar harga atas dugaan ikut campur dalam pemilihan presiden (pilpres) AS sebagaimana yang dilaporkan intelijen Amerika.



Biden ditanyai tentang laporan intelijen AS bahwa Putin mencoba merugikan pencalonannya dalam pilpres November 2020 dan mempromosikan Donald Trump. "Dia akan membayar harganya," kata Biden. "Anda akan segera melihat."

Tak lama kemudian, Departemen Perdagangan AS mengumumkan sanksi berupa pengetatan pembatasan ekspor yang diberlakukan di Rusia awal bulan ini sebagai hukuman atas serangan racun terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

Ditanya apakah menurutnya Putin, yang telah dituduh memerintahkan meracuni Navalny serta lawan politik lainnya, adalah "pembunuh", Biden menjawab: "Saya bersedia [mengatakannya]."

Pewawancara ABC News, George Stephanopoulos, juga mengingatkan Biden bahwa dia pernah mengatakan kepada Putin bahwa pemimpin Kremlin itu "tidak memiliki jiwa".

“Saya memang mengatakan itu padanya, ya. Dan tanggapannya adalah, 'Kami memahami satu sama lain'," tegas Biden.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, telah dipanggil pulang ke Moskow untuk berdiskusi secara langsung tentang hubungan negara yang sedang berlangsung dengan Washington dan juga dengan pemerintahan Joe Biden.



Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan penarikan diplomat pada Rabu malam, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, "Duta besar itu diperlukan di Moskow untuk konsultasi guna menganalisis apa yang harus dilakukan dan ke mana harus menuju dalam konteks hubungan dengan AS."

"Perwakilan Kementerian Luar Negeri dan lembaga terkait lainnya akan berpartisipasi dalam diskusi dengan Antonov tentang hubungan AS ke depan," katanya, seperti dikutip Russia Today.

"Bagi kami, penting untuk menentukan kemungkinan cara untuk meluruskan hubungan Rusia-Amerika, yang tetap berada dalam kondisi sulit setelah secara efektif dibawa ke jalan buntu oleh Washington dalam beberapa tahun terakhir," paparnya.

"Moskow tertarik untuk menghindari degradasi yang tidak dapat diubah dari hubungannya dengan Washington," lanjut Zakharova, yang mengungkapkan harapan bahwa pejabat Biden juga memahami risiko dari skenario semacam itu.

Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov mengatakan Moskow tenang tentang sanksi baru dari AS, karena tindakan seperti itu telah diambil berkali-kali sebelumnya. Namun, dia menunjukkan bahwa langkah seperti itu oleh Washington mengurangi kemungkinan "normalisasi hubungan" antara pihak-pihak tersebut.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)