AS Bikin Rudal Nuklir Baru Rp1.440 Triliun, Para Pakar Ketir-ketir

Jum'at, 12 Maret 2021 - 04:00 WIB
loading...
A A A
Laporan tersebut diterbitkan saat pemerintahan Joe Biden sedang mempersiapkan anggaran pertahanan pertamanya yang dapat mengungkapkan niatnya terhadap GBSD, yang masih dalam tahap awal.

Pada September 2020, Northrop Grumman dianugerahi kontrak untuk fase rekayasa, manufaktur, dan pengembangan proyek senjata senilai USD13,3 miliar. Pemberian kontrak terjadi lebih dari setahun setelah saingan satu-satunya, Boeing, menarik diri dari persaingan kontrak, dengan mengeluhkan terjadi persaingan yang curang. Dikatakan bahwa pembelian Northrop Grumman atas salah satu dari dua perusahaan di AS yang membuat motor roket berbahan bakar padat memberinya keuntungan yang tidak adil.

Saat ini terdapat 400 misil Minuteman yang tersebar di lima negara bagian; Colorado, Montana, Nebraska, North Dakota dan Wyoming. Banyak pendukung kontrol senjata berpendapat bahwa alih-alih diganti, mereka harus dihapus seluruhnya atas dasar kerentanan mereka dan akibat ketidakstabilan.

Seorang presiden AS akan memiliki waktu kurang dari setengah jam untuk memutuskan apakah akan menggunakan rudal jika terjadi serangan mendadak dari Rusia (satu-satunya negara dengan persenjataan yang cukup besar untuk melakukan serangan semacam itu), atau berisiko kehilangan semuanya saat rudal musuh masuk. Keputusan harus dibuat berdasarkan sistem peringatan dini, yang berpotensi rusak atau diretas.

“Memutuskan untuk meluncurkan ICBM AS di bawah kondisi ini akan menjadi keputusan paling berdampak dalam sejarah manusia,” lanjut laporan FAS. "Tidak peduli seberapa kompetennya presiden, tidak dapat dimungkiri bahwa satu individu dapat membuat keputusan rasional dalam keadaan luar biasa ini, terutama mengingat irasionalitas sistem itu sendiri dan kemungkinan alarm palsu."

Para pihak yang skeptis dengan ICBM, termasuk mantan menteri pertahanan dan komandan militer, mengatakan AS harus mengandalkan pembom nuklir dan rudal yang diluncurkan kapal selam, dua kaki lain dari triad nuklir AS, yang dapat digunakan dalam serangan balasan jika terjadi serangan nuklir yang dikonfirmasi.

Sedangkan pendukung GBSD menentang ketergantungan yang lebih besar pada rudal Trident yang diluncurkan di laut, yang mereka katakan akan menjadi sandera kemajuan dalam perang anti-kapal selam.

“Tidak masuk akal untuk mengandalkan fakta bahwa lautan akan selamanya buram dalam jangka panjang,” kata Tim Morrison, mantan penasihat Gedung Putih untuk Donald Trump tentang Rusia dan senjata nuklir, yang sekarang jadi pakar di Hudson Institute.

“Musuh kami memahami seberapa banyak pencegahan kami didasarkan pada kapal selam kami dan kami dapat bertaruh bahwa mereka berusaha membuat kapal selam itu rentan. Saya tidak melihat alasan mengapa AS akan menaruh lebih banyak telur di keranjang itu dengan menghilangkan kaki triad [nuklir] kami yang termurah dan paling responsif."

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1179 seconds (0.1#10.140)