Rusia Sambut Baik Niat AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran
loading...
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menyambut baik niat Amerika Serikat (AS) kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran .
Berbicara pada konferensi pers di Abu Dhabi, setelah pertemuan dengan Menlu Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, Lavrov mengatakan Iran dan AS dapat membuat "langkah-langkah yang disinkronkan" untuk memulihkan JCPOA.
"Kami menyambut baik keputusan pemerintahan Joe Biden untuk kembali ke JCPOA. Namun, itu belum dilaksanakan, karena di AS sendiri, setahu saya, ada proses pemahaman bagaimana melakukan ini," ungkap Lavrov.
Lavrov menambahkan langkah simultan atas nama Iran dan AS akan memungkinkan menghindari perselisihan tentang siapa yang harus mengambil langkah pertama ke depan.
Lihat infografis: Joe Biden Cabut Larangan Perjalanan Muslim yang Dibuat Trump
“Kalau sekarang kita bertumpu pada siapa yang harus kembali memenuhi kewajibannya, tawar menawar bisa berlangsung tanpa batas,” ujar dia.
Lihat infografis: China Kembali Operasikan Salah Satu Kapal Perang Terkuat di Dunia
Implementasi JCPOA, yang ditandatangani pada 2015, telah terhenti setelah AS secara sepihak keluar pada 8 Mei 2018, dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran di bidang ekspor minyak.
Tepat satu tahun kemudian, Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan Teheran menangguhkan sebagian dari kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir.
Pada 5 Januari 2020, Iran mengumumkan program nuklirnya tidak lagi menghadapi pembatasan operasional apapun.
Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan bahwa dia akan kembali ke kesepakatan dengan Iran, tetapi Washington dan Teheran saling mendesak pihak lain untuk mengambil langkah pertama menuju kemitraan baru dalam hal ini.
Berbicara pada konferensi pers di Abu Dhabi, setelah pertemuan dengan Menlu Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, Lavrov mengatakan Iran dan AS dapat membuat "langkah-langkah yang disinkronkan" untuk memulihkan JCPOA.
"Kami menyambut baik keputusan pemerintahan Joe Biden untuk kembali ke JCPOA. Namun, itu belum dilaksanakan, karena di AS sendiri, setahu saya, ada proses pemahaman bagaimana melakukan ini," ungkap Lavrov.
Lavrov menambahkan langkah simultan atas nama Iran dan AS akan memungkinkan menghindari perselisihan tentang siapa yang harus mengambil langkah pertama ke depan.
Lihat infografis: Joe Biden Cabut Larangan Perjalanan Muslim yang Dibuat Trump
“Kalau sekarang kita bertumpu pada siapa yang harus kembali memenuhi kewajibannya, tawar menawar bisa berlangsung tanpa batas,” ujar dia.
Lihat infografis: China Kembali Operasikan Salah Satu Kapal Perang Terkuat di Dunia
Implementasi JCPOA, yang ditandatangani pada 2015, telah terhenti setelah AS secara sepihak keluar pada 8 Mei 2018, dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran di bidang ekspor minyak.
Tepat satu tahun kemudian, Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan Teheran menangguhkan sebagian dari kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir.
Pada 5 Januari 2020, Iran mengumumkan program nuklirnya tidak lagi menghadapi pembatasan operasional apapun.
Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan bahwa dia akan kembali ke kesepakatan dengan Iran, tetapi Washington dan Teheran saling mendesak pihak lain untuk mengambil langkah pertama menuju kemitraan baru dalam hal ini.
(sya)