PBB Sambut Hari Perempuan: 73% Pengungsi Yaman adalah Wanita dan Anak
loading...
A
A
A
SANAA - Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) di Yaman mengatakan sebanyak 73% dari pengungsi di Yaman adalah wanita dan anak-anak.
UNOCHA membuat pernyataan itu di Twitter untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
"Konflik yang berkepanjangan membuat 4 juta orang mengungsi," tweet UNOCHA.
"73% dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Namun, wanita menunjukkan ketahanan yang luar biasa, semakin menjadi penyedia bagi keluarga mereka," papar UNOCHA.
Lihat infografis: Pesawat Jet Tempur Rafale Prancis Menjadi Incaran RI
Badan PBB itu menyerukan orang-orang untuk membela hak-hak perempuan dan berjuang untuk masa depan yang setara.
Lihat infografis: Gertak Iran, B-52 AS dan F-15 Israel Berkeliaran di Teluk Persia
Yaman telah terlibat dalam perang selama tujuh tahun antara pemberontak Houthi dan pasukan pro-pemerintah yang didukung pasukan dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang di dalamnya mencakup Uni Emirat Arab.
Perang telah membuat jutaan orang mengungsi dan membawa negara itu ke ambang kelaparan dalam apa yang digambarkan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Belum ada titik terang apakah perang Yaman akan segera berakhir. Pasukan koalisi Arab terus menyerang Houthi.
Kelompok Houthi juga meningkatkan serangan ke Arab Saudi menggunakan drone, roket dan rudal.
Lihat Juga: The Alpha Under 40 Apresiasi 20 Figur Muda, Liliana Tanoesoedibjo: Mereka Sudah Berprestasi
UNOCHA membuat pernyataan itu di Twitter untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
"Konflik yang berkepanjangan membuat 4 juta orang mengungsi," tweet UNOCHA.
"73% dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Namun, wanita menunjukkan ketahanan yang luar biasa, semakin menjadi penyedia bagi keluarga mereka," papar UNOCHA.
Lihat infografis: Pesawat Jet Tempur Rafale Prancis Menjadi Incaran RI
Badan PBB itu menyerukan orang-orang untuk membela hak-hak perempuan dan berjuang untuk masa depan yang setara.
Lihat infografis: Gertak Iran, B-52 AS dan F-15 Israel Berkeliaran di Teluk Persia
Yaman telah terlibat dalam perang selama tujuh tahun antara pemberontak Houthi dan pasukan pro-pemerintah yang didukung pasukan dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang di dalamnya mencakup Uni Emirat Arab.
Perang telah membuat jutaan orang mengungsi dan membawa negara itu ke ambang kelaparan dalam apa yang digambarkan PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Belum ada titik terang apakah perang Yaman akan segera berakhir. Pasukan koalisi Arab terus menyerang Houthi.
Kelompok Houthi juga meningkatkan serangan ke Arab Saudi menggunakan drone, roket dan rudal.
Lihat Juga: The Alpha Under 40 Apresiasi 20 Figur Muda, Liliana Tanoesoedibjo: Mereka Sudah Berprestasi
(sya)