Meghan Sebut Kerajaan Inggris Tolak Jadikan Anaknya Pangeran karena Khawatir Kulitnya Gelap

Senin, 08 Maret 2021 - 11:03 WIB
loading...
Meghan Sebut Kerajaan...
Pangeran Harry dan istrinya, Meghan, saat berada di London, Inggris, 5 Maret 2020. Foto/REUTERS/Hannah McKay
A A A
LONDON - Meghan , istri Pangeran Harry, mengatakan keluarga Kerajaan Inggris menolak menjadikan putranya; Archie, sebagai pangeran. Alasannya, karena ada kekhawatiran warna kulit anaknya gelap sejak lahir.

Menurutnya, penolakan itu terjadi saat anaknya masih dalam kandungan dan belum diketahui pasti jenis kelaminnya.



"Mereka tidak ingin dia menjadi pangeran atau putri, tidak tahu apa jenis kelaminnya, yang akan berbeda dari protokol, dan bahwa dia tidak akan menerima keamanan," kata Meghan dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey yang disiarkan di CBS pada hari Minggu, yang dilansir Reuters, Senin (8/3/2021).

"Pada bulan-bulan ketika saya hamil, sekitar waktu yang sama, jadi kami memiliki percakapan bersama; 'Anda tidak akan diberikan keamanan', tidak akan diberigelar dan juga kekhawatiran serta percakapan tentang seberapa gelap kulitnya saat dia lahir," papar Megan.

Ditanya dengan siapa percakapan itu, Meghan enggan membeberkannya; "Saya pikir itu akan sangat merusak mereka," ujarnya.

Meghan, yang Ibunya berkulit hitam dan ayahnya berkulit putih, mengatakan bahwa dia naif sebelum menikah dengan keluarga Kerajaan Inggris pada tahun 2018. Dia bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri dan mempertimbangkan untuk menyakiti diri sendiri setelah meminta bantuan tetapi tidak mendapatkan apa-apa.

Ditanya apakah dia diam atau telah dibungkam, dia menjawab: "Yang terakhir."

Wawancara yang sangat dinanti-nantikan ini diatur untuk mengintensifkan pertengkaran sengit antara Meghan-Harry dengan Kerajaan Inggris.

Pasangan itu telah mengundurkan diri dari tugas kerajaan mereka dan memulai hidup baru di Amerika Serikat.

Harry mengatakan dia pergi karena kurangnya pemahaman dan karena dia khawatir sejarah akan terulang kembali—merujuk pada kematian Ibunya, Diana, pada tahun 1997.



Dia mengatakan dia tidak "membutakan" neneknya, Ratu Elizabeth II, karena dia terlalu menghormatinya, meskipun Ayahnya; Pangeran Charles, telah berhenti menerima teleponnya.

"Saya sudah tiga kali bercakap-cakap dengan Nenek saya, dan dua percakapan dengan Ayah saya sebelum dia berhenti menerima telepon saya. Lalu dia berkata, bisakah Anda menuliskan semua ini?" kata Harry.

Para pengkritik mereka mengatakan pasangan itu menginginkan posisi glamor mereka tanpa dedikasi atau pengawasan yang dibawanya.

Bagi pendukung mereka, perlakuan mereka menunjukkan bagaimana sebuah institusi Inggris yang sudah ketinggalan zaman menyerang seorang wanita birasial modern, dengan nada rasialisme.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)