Junta Myanmar Bongkar Kuburan Demonstran Cantik ‘Everything will be OK’

Sabtu, 06 Maret 2021 - 15:28 WIB
loading...
Junta Myanmar Bongkar Kuburan Demonstran Cantik ‘Everything will be OK’
Ma Kyal Sin alias Angel, 19, demonstran antikudeta militer Myanmar yang tewas saat demo Rabu lalu. Foto/Instagram
A A A
MANDALAY - Pihak berwenang junta Myanmar , dengan kawalan polisi dan tentara, membongkar kuburan Ma Kyal Sin alias Angel, 19, sang demonstran perempuan yang tewas ditembak kepalanya oleh polisi. Demonstran cantik antikudeta militer ini telah jadi ikon gerakan protes setelah dibunuh ketika mengenakan kaus bertuliskan “Everything will be OK [Semuanya akan baik-baik saja]”.

Saksi mata dan media lokal melaporkan kuburan Angel di Mandalay didatangi pihak berwenang pada Jumat. Jasadnya diangkat, diperiksa, dan dikembalikan lagi. Makamnya lantas disegel kembali.



Layanan berita independen Mizzima melaporkan hal yang sama.

Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar. Reuters, pada Sabtu (6/3/2021), tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar.

Media pemerintah kemarin mempertanyakan laporan bahwa pengunjuk rasa pemberani itu telah dibunuh oleh pasukan keamanan ketika mereka melepaskan tembakan untuk membubarkan demonstrasi pada hari Rabu dan mengatakan penyebab kematian sedang diselidiki oleh "badan hukum".

Sebuah gambar yang diberikan kepada Reuters oleh seorang warga yang mengunjungi kuburan hari ini menunjukkan semen yang telah mongering, sarung tangan karet, sepatu bot dan gaun bedah dibuang dalam satu blok dengan kondisi berlumuran darah.

Seorang saksi mata yang tinggal di dekat kuburan mengatakan, dia melihat kuburan dibuka menggunakan alat-alat listrik pada Jumat malam oleh tim beranggotakan setidaknya 30 orang. Tim itu datang dengan membawa empat mobil dan dua truk polisi serta dua truk tentara untuk pengamanan.

“Mereka mengeluarkan peti mati dan mengeluarkan tubuhnya dan meletakkannya di bangku. Mereka bahkan memasang batu bata di bawah kepala,” kata saksi yang menolak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan.

“Mereka yang tampaknya adalah dokter yang mengenakan penutup pelindung melakukan sesuatu pada tubuh, saya pikir mereka menyentuh kepala. Mereka mengambil sebagian kecil dari tubuh dan menunjukkannya satu sama lain, ” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1880 seconds (0.1#10.140)