Bikin Panas, Militer China Latihan Pendaratan di Laut China Selatan

Kamis, 04 Maret 2021 - 12:16 WIB
loading...
Bikin Panas, Militer...
Kapal pendarat berbantalan udara Tipe 726 Kuda Liar (kiri) bersama kapal transportasi amfibi Type 071 (kanan). Foto/trumpeter-china.com
A A A
BEIJING - China telah merilis rekaman militernya yang melakukan latihan pendaratan bersama di Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan.

Rekaman video itu muncul hanya beberapa hari setelah operasi pengintaian Amerika Serikat (AS) dan latihan militer Taiwan yang mensimulasikan serangan China daratan di terumbu karangnya.

“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China daratan mengirim angkatan laut, angkatan darat dan korps marinir serta pasukan angkatan udara untuk terlibat latihan perang di sekitar Pulau Triton, Kepulauan Paracel, untuk mengeksplorasi taktik dan metode perang gabungan,” papar laporan stasiun penyiaran negara CCTV.

Bikin Panas, Militer China Latihan Pendaratan di Laut China Selatan


Baca juga: AS Uring-uringan dengan Penyelidikan Kejahatan Perang ICC di Palestina

Kepulauan Paracel juga diklaim Vietnam dan Taiwan. Kapal Angkatan Laut Amerika Serikat telah sering melakukan operasi "kebebasan navigasi" di wilayah tersebut, paling baru bulan lalu.

Baca juga: Arab Saudi Luncurkan Kampanye Baru Melawan Ikhwanul Muslimin

Laporan CCTV menunjukkan beberapa kapal pendarat berbantalan udara Tipe 726 "Kuda Liar" keluar dari kapal transportasi amfibi Type 071 dan bergegas ke pantai, masing-masing dengan tank tempur utama Tipe 96A dan tentara korps marinir bersenjata lengkap di dalamnya.

Lihat infografis: 2.882 Tentara Azerbaijan Tewas dalam Perang Nagorno-Karabakh

Kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052D, kapal fregat berpeluru kendali Tipe 054A dan kapal pendukung menjaga lepas pantai, sementara pesawat tempur Su-30MKK dan pembom H-6K menyediakan perlindungan udara.

Dalam skenario untuk latihan penyerangan, pasukan korps marinir PLA mendarat dari kapal dan helikopter, kemudian menghadapi tembakan perlawanan yang kuat sebelum tim tank mengirimkan kendaraan ke depan dan menghancurkan bunker musuh.

Laporan tersebut tidak menyebutkan secara spesifik waktu pelaksanaannya, namun dikatakan bahwa itu dilakukan dalam beberapa hari terakhir.

Tayangan itu disiarkan setelah PLA memulai latihan militer selama sebulan di Laut China Selatan pada Senin, saat Amerika Serikat telah meningkatkan operasi pengintaian.

“Armada angkatan laut juga mempraktikkan tujuan pelatihan termasuk pertahanan udara, operasi anti-rudal, dan lepas landas serta pendaratan helikopter di malam hari,” ungkap laporan TV dan pernyataan PLA.

Menurut data pemantauan yang dirilis South China Sea Strategic Situation Probing Initiative, wadah pemikir yang berbasis di Beijing, AS mengirim pesawat pengintai, termasuk drone pengintai maritim MQ-4C, pesawat mata-mata EP-3E, dan pesawat pengintaian strategis RC-135U ke Laut Cina Selatan pekan lalu.
AS juga mengirim kapal pengintai laut USNS Impeccable ke wilayah tersebut.

Video PLA juga muncul ketika angkatan bersenjata Taiwan melakukan latihan penembakan langsung dari Kepulauan Pratas ke perairan sekitarnya pada Senin.

Latihan serupa selanjutnya dijadwalkan untuk pekan depan dan akhir bulan ini, di Pulau Taiping.

Baik Kepulauan Pratas dan Taiping dikuasai Taiwan. Pratas terletak di utara Laut Cina Selatan, antara Taiwan dan provinsi pulau utama Hainan.

Taiping terletak jauh ke selatan, yang terbesar dari Kepulauan Spratly yang terbentuk secara alami.

“Latihan Taiwan merupakan pelatihan tahunan yang direncanakan, terutama untuk mensimulasikan penanganan intrusi oleh PLA dan kapal Vietnam," ungkap pernyataan penjaga pantai Taiwan.

Karena hubungan antara Beijing dan Taipei menjadi lebih tegang, PLA meningkatkan peringatannya ke Taiwan yang dipandang pemerintah China sebagai bagian wilayahnya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tembok Hijau China di...
Tembok Hijau China di Gurun Taklimakan: Ambisi Besar yang Sisakan Masalah Ekologis
Krisis Kepercayaan pada...
Krisis Kepercayaan pada F-35 AS Dorong Kebangkitan Eropa Kembangkan Jet Tempur Generasi Ke-6
Jepang Protes Keras...
Jepang Protes Keras karena Wilayahnya Dimasuki Helikopter dan 4 Kapal China
Oposisi Jerman Desak...
Oposisi Jerman Desak NATO Diganti Aliasi Baru yang Libatkan Rusia dan AS
Donald Trump Unggah...
Donald Trump Unggah Gambar Dirinya sebagai Paus, Picu Kemarahan Katolik
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
3 Tanda Kiamat yang...
3 Tanda Kiamat yang Muncul di China Semua Datang dari Langit
Partai Buruh Menangi...
Partai Buruh Menangi Pemilu, Anthony Albanese Kembali Menjabat Sebagai PM Australia
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Modernland Realty Cetak...
Modernland Realty Cetak Laba Bersih Rp761,3 Miliar di Kuartal I-2025, Ini Pendorongnya
Prabowo Minta Biaya...
Prabowo Minta Biaya Haji Indonesia Lebih Murah dari Malaysia, Ini Alasannya
Cetak Rekor Tertinggi...
Cetak Rekor Tertinggi Sejak 57 Tahun, Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,5 Juta Ton
Berita Terkini
Siapa Zameer Ahmed Khan?...
Siapa Zameer Ahmed Khan? Politikus Muslim India yang Siap Jadi Pengebom Bunuh Diri
Putin Berharap Tak Gunakan...
Putin Berharap Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini Alasannya
Kapan Manusia Mulai...
Kapan Manusia Mulai Berperang untuk Pertama Kalinya?
Berencana Melancarkan...
Berencana Melancarkan Teror di Inggris, 8 Orang yang Berafiliasi dengan Iran Ditangkap
Tembok Hijau China di...
Tembok Hijau China di Gurun Taklimakan: Ambisi Besar yang Sisakan Masalah Ekologis
Hanya Jadi Boneka, PM...
Hanya Jadi Boneka, PM Yaman Ahmed bin Mubarak Pilih Mundur
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved