Militer Korsel Tangkap Warga Korut, Diduga Membelot dari Kim Jong-un
loading...
A
A
A
SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (16/2/2021) mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang warga Korea Utara (Korut) yang melintasi perbatasan. Orang yang ditangkap itu diduga membelot dari rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara.
Perbatasan kedua negara yang dilintasi warga Korut itu dijaga ketat. Dugaan pembelotan itu merupakan aksi langka tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel, dalam sebuah pernyataan, mengatakan warga Korut itu ditemukan pada Selasa pagi di dekat pos pemeriksaan di sisi timur Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. Kemunculan orang itu mendorong militer Korsel melakukan operasi pencarian yang mendesak.
"Kami telah menahan individu tak dikenal ini dan sedang melakukan penyelidikan," kata JCS, seperti dikutip Reuters.
Pelintasan perbatasan jarang terjadi ketika penguncian wilayah berkepanjangan oleh Korea Utara. Langkah itu telah menurunkan jumlah pembelot yang tiba di Korea Selatan hingga ke level terendah sejak tahun lalu.
Sekitar 200 warga Korea Utara menetap di Korea Selatan pada tahun lalu, turun sekitar 80 persen dari 2019. Data itu bersumber dari Menteri Unifikasi Lee In-young.
Kasus terakhir yang diketahui publik adalah pada November ketika seorang pria Korea Utara membelot ke Korea Selatan melalui DMZ timur.
Hubungan lintas perbatasan memburuk setelah pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak 2019.
Perselisihan terjadi pada bulan September setelah pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang di laut, memicu keributan publik dan politik di Korea Selatan.
Pada Juli lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengumumkan keadaan darurat dan menutup kota perbatasan setelah seseorang dengan gejala COVID-19 secara ilegal melintasi perbatasan dari Korea Selatan ke Korea Utara.
Korea Utara belum mengonfirmasi satu pun kasus COVID-19, meskipun para pejabat Seoul meragukannya karena pertukaran aktif negara itu dengan China—tempat virus pertama kali muncul—sebelum penutupan perbatasannya.
Perbatasan kedua negara yang dilintasi warga Korut itu dijaga ketat. Dugaan pembelotan itu merupakan aksi langka tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel, dalam sebuah pernyataan, mengatakan warga Korut itu ditemukan pada Selasa pagi di dekat pos pemeriksaan di sisi timur Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. Kemunculan orang itu mendorong militer Korsel melakukan operasi pencarian yang mendesak.
"Kami telah menahan individu tak dikenal ini dan sedang melakukan penyelidikan," kata JCS, seperti dikutip Reuters.
Pelintasan perbatasan jarang terjadi ketika penguncian wilayah berkepanjangan oleh Korea Utara. Langkah itu telah menurunkan jumlah pembelot yang tiba di Korea Selatan hingga ke level terendah sejak tahun lalu.
Sekitar 200 warga Korea Utara menetap di Korea Selatan pada tahun lalu, turun sekitar 80 persen dari 2019. Data itu bersumber dari Menteri Unifikasi Lee In-young.
Kasus terakhir yang diketahui publik adalah pada November ketika seorang pria Korea Utara membelot ke Korea Selatan melalui DMZ timur.
Hubungan lintas perbatasan memburuk setelah pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington terhenti sejak 2019.
Perselisihan terjadi pada bulan September setelah pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang di laut, memicu keributan publik dan politik di Korea Selatan.
Pada Juli lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengumumkan keadaan darurat dan menutup kota perbatasan setelah seseorang dengan gejala COVID-19 secara ilegal melintasi perbatasan dari Korea Selatan ke Korea Utara.
Korea Utara belum mengonfirmasi satu pun kasus COVID-19, meskipun para pejabat Seoul meragukannya karena pertukaran aktif negara itu dengan China—tempat virus pertama kali muncul—sebelum penutupan perbatasannya.
(min)