PM Israel Benjamin Netanyahu Kembali Diadili atas Tuduhan Korupsi

Senin, 08 Februari 2021 - 15:12 WIB
loading...
PM Israel Benjamin Netanyahu Kembali Diadili atas Tuduhan Korupsi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/Tal Shahar/Pool/via REUTERS
A A A
YERUSALEM - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali dihadirkan di pengadilan hari ini (8/2/2021) untuk secara resmi menanggapi tuduhan korupsi terhadapnya. Dia diadili enam minggu sebelum menghadapi pemilu ulang Israel.

Netanyahu—perdana menteri Israel pertama yang didakwa—didakwa tahun lalu atas tuduhan bahwa dia menerima hadiah yang tidak pantas dan berusaha untuk memperdagangkan bantuan peraturan dengan para tokoh media dengan imbalan liputan positif.



Perdana menteri berusia 71 tahun ini secara agresif mengecam tuduhan itu sebagai tuduhan yang dibuat-buat dan menggelikan. Dia mengeklaim sebagai korban perburuan penyihir.

Berulang kali menyarankan tuduhan terhadapnya telah dibuat-buat, Netanyahu telah membidik langsung ke jaksa agung pilihannya, Avichai Mandelblit.

Pada sidang hari Senin, yang ditunda beberapa kali karena pembatasan virus corona, Netanyahu terpaksa muncul secara langsung untuk menyampaikan tanggapan formal terdakwa atas tuduhan tersebut.

Ini menandai awal dari persidangan, dengan sesi berikutnya difokuskan pada kesaksian dan bukti.

Jadwal persidangan dapat memaksa Netanyahu untuk hadir di pengadilan beberapa kali seminggu, saat ia berkampanye menjelang pemilu keempat Israel dalam waktu kurang dari dua tahun yang akan diadakan pada 23 Maret mendatang.

Ketika Netanyahu terakhir kali muncul di pengadilan sembilan bulan lalu, dia baru saja mendapatkan kemenangan politik, membentuk pemerintah koalisi dengan saingan pemilu-nya; Benny Gantz, menyusul tiga pemilu yang tidak meyakinkan.

Tetapi koalisi yang penuh kekuatan itu terbukti berumur pendek dan runtuh pada bulan Desember, di mana Gantz mencap Netanyahu sebagai sosok yang tidak jujur.

Tidak jelas apakah sidang pengadilan hari ini akan merusak peluang pemilu ulang PM Netanyahu pada bulan Maret.

Ketua parlemen Israel dan loyalis Netanyahu, Yariv Levin, bersikeras sidang pengadilan harus ditunda.

"Melanjutkan sekarang akan membantu campur tangan terang-terangan dalam pemilu," katanya kepada surat kabar sayap kanan, Israel Hayom.

Levin menuduh bahwa tidak adil bagi jaksa penuntut untuk mempresentasikan kasusnya selama kampanye pemilu.

Beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Partai Likud—partainya Netanyahu—tetap menjadi partai terkuat. Namun, tidak pasti apakah Likud akan dapat membentuk mayoritas 61 kursi dengan sekutu konservatif dan religiusnya.

Untuk pertama kalinya dalam karier politiknya, Netanyahu juga menghadapi tantangan dari seorang pembelot Likud terkemuka; Gideon Saar, yang memutuskan hubungan dengan perdana menteri untuk membentuk partai Harapan Baru miliknya sendiri.

Tuduhan terhadap Netanyahu dibagi menjadi tiga kasus terpisah. Yang paling serius— dikenal sebagai "Kasus 4.000", di mana perdana menteri dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan—berpusat pada tuduhan bahwa Netanyahu bernegosiasi dengan Shaul Elovitch dari raksasa telekomunikasi Bezeq untuk mengamankan liputan positif di Walla! situs berita dengan imbalan kebijakan yang menguntungkan Bezeq.



Elovitch dan istrinya juga didakwa.

Selanjutnya, "Kasus 2.000" menyangkut tuduhan Netanyahu mencari kesepakatan dengan pemilik surat kabar Yediot Aharonot yang akan melihatnya memberinya liputan yang lebih menguntungkan.

Sedangkan "Kasus 1.000" melibatkan tuduhan Netanyahu dan keluarganya menerima hadiah, termasuk cerutu mewah, sampanye, dan perhiasan yang diperkirakan bernilai lebih dari 700.000 shekel dari orang-orang kaya, sebagai imbalan atas bantuan keuangan atau pribadi.

Perdana menteri membantah melakukan kesalahan.

Protes mingguan terhadapnya telah bergemuruh selama berbulan-bulan, di mana para demonstran dari gerakan "Crime Minister" berfokus pada tuduhan korupsi.

Yang lain memprotes penanganan pandemi oleh pemerintah.

Gerakan kontra-protes untuk mendukung Netanyahu juga turun ke jalan.

Perdana menteri kemarin mendesak para pengikutnya untuk tidak berdemonstrasi di luar pengadilan, dengan alasan bahaya dari mutasi virus corona.

“Saya tahu Anda berencana datang ke pengadilan besok. Saya tahu Anda ingin menawarkan saya kekuatan dalam menghadapi kasus-kasus yang runtuh dan penipuan terhadap saya,” katanya, seperti dikutip AFP.

"Demi kesehatan Anda, saya meminta Anda, jangan datang."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1578 seconds (0.1#10.140)