Korban Kamp Uighur Ungkap Penyiksaan Mengerikan China, Termasuk Diperkosa

Sabtu, 06 Februari 2021 - 11:26 WIB
loading...
A A A
"Setiap wanita di bawah 40 tahun diperkosa," kata Tursenay. "Setiap orang di kamp mengalami hal ini. Dan tentu saja saya juga mengalaminya. Saya juga dipukuli—saya ditendang dan diinjak—begitu banyak di bagian pribadi saya sehingga saya berdarah, dan sejak itu saya harus menjalani pengangkatan ovarium."

Menurutnya, sekitar selusin orang ditahan di setiap sel, dan hampir setiap malam seseorang dilecehkan atau dihilangkan.

Baca juga: Jenderal Tertinggi NATO: China dan Rusia Bentuk Poros Kekuatan Baru

Sekitar 10.000 orang berada di kampnya. Tursenay mengatakan dia sadar akan sterilisasi paksa dan diberi suntikan yang tidak diketahui setiap dua minggu.

Penyiksaan itu, lanjut dia, terus-menerus. Banyak teman satu selnya dipatahkan dan tidak dapat berbicara lagi. Dia bilang dia melihat orang lain, termasuk anak laki-laki dipukuli sampai habis.

Baca juga : Nebeng di Ruang Roda Pesawat, Remaja Ini Terbang dari Inggris ke Belanda

Setelah sembilan bulan menderita, putus asa dan sakit, dia dibebaskan dan melarikan diri dari China, dengan bantuan Uyghur Human Rights Project. Dia bilang dia tidak bisa memaafkan apa yang telah dilakukan padanya.

"Saya akhirnya menyadari bahwa tidak ada yang namanya bahasa China yang baik, penyiksaan, penyiksaan mental dan fisik...mereka tidak punya hati," kata Tursenay.

Pemerintah China selama ini mengatakan tindakan keras itu tentang kontraterorisme dan deradikalisasi, tetapi bulan lalu pemerintah AS menyebutnya genosida, dan ada tekanan yang meningkat pada pemerintah lain untuk melakukan hal yang sama.

Baca juga: Menlu AS Blinken Tekan China Soal Xinjiang dan Hong Kong
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kekuatan Intelijen AS...
Kekuatan Intelijen AS Makin Melemah, Ternyata Ini Penyebab Utamanya
Tembok Hijau China di...
Tembok Hijau China di Gurun Taklimakan: Ambisi Besar yang Sisakan Masalah Ekologis
Krisis Kepercayaan pada...
Krisis Kepercayaan pada F-35 AS Dorong Kebangkitan Eropa Kembangkan Jet Tempur Generasi Ke-6
Jepang Protes Keras...
Jepang Protes Keras karena Wilayahnya Dimasuki Helikopter dan 4 Kapal China
Oposisi Jerman Desak...
Oposisi Jerman Desak NATO Diganti Aliasi Baru yang Libatkan Rusia dan AS
Donald Trump Unggah...
Donald Trump Unggah Gambar Dirinya sebagai Paus, Picu Kemarahan Katolik
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Partai Buruh Menangi...
Partai Buruh Menangi Pemilu, Anthony Albanese Kembali Menjabat Sebagai PM Australia
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Pengamat Sebut Kinerja...
Pengamat Sebut Kinerja Mentan Amran Luar Biasa, Target 4 Tahun Dicapai dalam 6 Bulan
Polsek Beji Ungkap Kasus...
Polsek Beji Ungkap Kasus Penggelapan, Mobil Korban Berhasil Dikembalikan
Meroket! Laba Bersih...
Meroket! Laba Bersih Samindo Tumbuh 501% di Kuartal I-2025
Berita Terkini
Putin Selalu Memikirkan...
Putin Selalu Memikirkan Siapa Penggantinya
Kekuatan Intelijen AS...
Kekuatan Intelijen AS Makin Melemah, Ternyata Ini Penyebab Utamanya
Sistem Pertahanan Israel...
Sistem Pertahanan Israel Lagi-lagi Ditembus Rudal Houthi, Bandara Tersibuk di Israel Jadi Sasaran
Siapa Zameer Ahmed Khan?...
Siapa Zameer Ahmed Khan? Politikus Muslim India yang Siap Jadi Pengebom Bunuh Diri
Putin Berharap Tak Gunakan...
Putin Berharap Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini Alasannya
Kapan Manusia Mulai...
Kapan Manusia Mulai Berperang untuk Pertama Kalinya?
Infografis
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China-Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved