Aneh, Intelijen AS Disebut Peringatkan Bahaya Corona November 2019
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Intelijen Amerika Serikat (AS) dilaporkan sudah mengeluarkan peringatan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan NATO tentang bahaya dari virus corona baru pada November 2019. Jika dikonfirmasi, maka laporan ini menjadi kejanggalan terbaru karena virus itu pertama kali terdeteksi Desember 2019 di Wuhan, China.
Laporan itu muncul dari stasiun televisi Israel, Channel 12, pada Kamis. Menurut laporan tersebut, komunitas intelijen AS berbagi informasi rahasia dengan militer Israel dan pejabat senior NATO tentang wabah virus corona baru yang kemudian diberi nama COVID-19.
Sayangnya, televisi Israel tersebut menolak mengungkap sumber informasi itu dan belum ada pejabat AS, Israel maupun NATO yang mengonfirmasi.
“Masih di bulan November, IDF mengadakan diskusi pertama tentang apa dampak penyakit yang tidak diketahui ini jika sampai ke Timur Tengah. Bagaimana kita akan terpengaruh? Bagaimana pengaruhnya terhadap tetangga kita?," bunyi siaran Channel 12 sebagaimana dikutip oleh i24 News, Jumat (17/4/2020).
Sebuah laporan serupa dari ABC pekan lalu menyatakan bahwa dalam dokumen yang disusun November 2019, National Center for Medical Intelligence (NCMI)—badan intelijen di bawah naungan Pentagon—memperingatkan bahwa wabah di kota Wuhan, China bisa menjadi "peristiwa bencana".
Namun, laporan itu dengan cepat ditepis Direktur NCMI Kolonel R. Shane Day. "Tidak ada produk NCMI seperti itu," katanya. "Laporan itu tidak benar," katanya lagi.
Presiden AS Donald John Trump—yang dilaporkan telah diberi tahu tentang dokumen NCMI tetapi memilih untuk tidak bertindak atas informasi intelijen—menertawakan laporan ABC tersebut di Twitter. "(Mereka) tahu mereka salah ketika mereka bergegas dengan tipuan cerita ini!," bunyi tweet Trump.
Sama seperti laporan ABC, laporan Channel 12 menuduh pemerintah AS sudah diberikan informasi, namun tidak menganggapnya menarik. Laporan Channel 12 juga menyebut para pejabat kesehatan Israel sudah diberi tahu soal informasi itu, tetapi tidak melakukan tindakan untuk mempersiapkan kedatangan pandemi COVID-19.
Laporan itu muncul dari stasiun televisi Israel, Channel 12, pada Kamis. Menurut laporan tersebut, komunitas intelijen AS berbagi informasi rahasia dengan militer Israel dan pejabat senior NATO tentang wabah virus corona baru yang kemudian diberi nama COVID-19.
Sayangnya, televisi Israel tersebut menolak mengungkap sumber informasi itu dan belum ada pejabat AS, Israel maupun NATO yang mengonfirmasi.
“Masih di bulan November, IDF mengadakan diskusi pertama tentang apa dampak penyakit yang tidak diketahui ini jika sampai ke Timur Tengah. Bagaimana kita akan terpengaruh? Bagaimana pengaruhnya terhadap tetangga kita?," bunyi siaran Channel 12 sebagaimana dikutip oleh i24 News, Jumat (17/4/2020).
Sebuah laporan serupa dari ABC pekan lalu menyatakan bahwa dalam dokumen yang disusun November 2019, National Center for Medical Intelligence (NCMI)—badan intelijen di bawah naungan Pentagon—memperingatkan bahwa wabah di kota Wuhan, China bisa menjadi "peristiwa bencana".
Namun, laporan itu dengan cepat ditepis Direktur NCMI Kolonel R. Shane Day. "Tidak ada produk NCMI seperti itu," katanya. "Laporan itu tidak benar," katanya lagi.
Presiden AS Donald John Trump—yang dilaporkan telah diberi tahu tentang dokumen NCMI tetapi memilih untuk tidak bertindak atas informasi intelijen—menertawakan laporan ABC tersebut di Twitter. "(Mereka) tahu mereka salah ketika mereka bergegas dengan tipuan cerita ini!," bunyi tweet Trump.
Sama seperti laporan ABC, laporan Channel 12 menuduh pemerintah AS sudah diberikan informasi, namun tidak menganggapnya menarik. Laporan Channel 12 juga menyebut para pejabat kesehatan Israel sudah diberi tahu soal informasi itu, tetapi tidak melakukan tindakan untuk mempersiapkan kedatangan pandemi COVID-19.
(min)