Uskup Agung Yunani Menghina Islam, Bilang Islam Bukan Agama

Sabtu, 23 Januari 2021 - 06:09 WIB
loading...
Uskup Agung Yunani Menghina...
Uskup Agung Athena dan seluruh Yunani, Ieronymos II. Foto/Marocco World News
A A A
ATHENA - Uskup Agung Athena dan seluruh Yunani , Ieronymos II, dikecam banyak pihak karena pernyataannya yang dianggap telah menghina Islam. Dia mengatakan Islam bukanlah agama, tapi partai politik dan pengikutnya adalah orang-orang yang berperang.

Baca Juga: Pertama di Inggris, Masjid Jadi Pusat Vaksinasi COVID-19

"Karena kami tahu, Islam, itu orang-orang, bukanlah agama," katanya. "Itu partai politik, itu pengejaran politik," katanya lagi saat berbicara di OPEN TV pada 16 Januari dan dikutip banyak media internasional kemarin.

Baca Juga: Tragis, Gadis 10 Tahun Tewas Saat Lakukan 'Blackout Challenge' TikTok

"Mereka adalah orang-orang yang menyebar, ini adalah karakteristik Islam," lanjut dia, sambil mengacu pada Sultan Ottoman Mehmed II, yang juga dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, yang mengambil alih Istanbul pada tahun 1453, membuat Kekaisaran Byzantium berakhir.



Komentarnya muncul menjelang keputusan Turki dan Yunani untuk melanjutkan pembicaraan pada 25 Januari nanti yang bertujuan mengurangi ketegangan menyusul undangan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusuglu pada Yunani untuk memulai kembali pembicaraan yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan mereka.

Komentar Uskup Agung berlangsung pada acara peringatan dua abad dari pemberontakan Yunani melawan Kekaisaran Ottoman pada tahun 1821.

Baca Juga: Putri Sulung Luis Figo Calon Keluarga Kerajaan Spanyol

Ucapannya tersebut telah memicu kritik besar-besaran dari berbagai pihak dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat, termasuk dari Turki. Bahkan anggota senior kelompok non-Muslim di masyarakat Turki menyebut pernyataan itu sebagai hal yang disayangkan.

Berbicara dengan TRT World, seorang anggota senior komunitas Kristen Ortodoks di Turki yang hanya bersedia berbicara dengan syarat anonim mengatakan; "Waktu untuk pernyataan Ieronymos sangat disayangkan."

Ia juga menambahkan bahwa sebagai non-muslim yang tinggal di Turki, dia mengutuk pernyataan tersebut.

“Kekerasan tidak ada hubungannya dengan agama apapun, ini terjadi tepat pada saat hubungan antara Turki dan Yunani semakin baik. Sedih sekali, saya sama sekali tidak setuju dengan apa yang dikatakan," katanya.



Kepala Direktorat Urusan Agama Turki, Ali Erbas, mengecam pernyataan Uskup Agung Yunani yang menentang Muslim dan Islam. Dia mengimbau umat Kristen untuk menentang “mentalitas sakit” semacam itu.

“Tugas ulama yang paling penting, yang berjuang untuk perdamaian dan ketenangan, harus berkontribusi pada budaya koeksistensi,” katanya dalam sebuah pernyataan.

"Dunia Kristen harus melawan mentalitas yang sakit ini. Wacana yang bertujuan untuk meminggirkan umat Islam ini memberi makan perspektif rasis terhadap mereka, dan mengarah pada serangan terhadap kehidupan dan tempat ibadah mereka," ujarnya.

Erbas juga mengatakan bahwa komentar tersebut memprovokasi masyarakat yang berpotensi menebar kebencian, permusuhan dan kekerasan terhadap Islam.

Menyebut Islam sebagai agama damai, Erbas menyatakan bahwa peradaban Islam selalu memungkinkan orang untuk hidup bersama selama berabad-abad, terlepas dari keyakinan, agama, dan budaya mereka.

Kata-kata Uskup Agung Yunani juga dikecam oleh umat Islam yang tinggal di Yunani, yang mengatakan retorika yang lebih "konstruktif" diperlukan untuk lingkungan yang damai, terutama di hari-hari kontemporer yang dilanda pandemi.



Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di platform media sosial Twitter, Dewan Konsultasi Minoritas Turki Thrace Barat (BTTADK) mengatakan; "Kami berharap bahasa yang lebih damai digunakan daripada wacana anti-Islam di masa-masa sulit seperti pandemi."

"Kami mengutuk pernyataan Uskup Agung Yunani, Ieronymos; 'Islam bukanlah agama tetapi partai politik dan pencarian, dan mukmin adalah orang-orang yang berperang'," imbuh pernyataan BTTADK.

Selain itu, Uni Turki Xanthi, yang merupakan salah satu dari tiga organisasi paling penting dari minoritas Turki di Thrace Barat, yang didirikan pada tahun 1927, menyebut pernyataan tersebut sebagai "serangan Islamofobia" dan juga "kejahatan rasial."

Merilis pernyataan di situs resmi mereka, kelompok itu mengatakan; "Fakta bahwa pernyataan ini, yang dipenuhi dengan penghinaan, berasal dari nama nomor satu di gereja Yunani meningkatkan gravitasi dari situasi tersebut."

"Kami melihat langkah ini sebagai salah satu contoh khas dari meningkatnya Islamofobia dan xenofobia di Yunani dalam beberapa tahun terakhir," imbuh kelompok tersebut. Mereka pun mendesak Ieronymos untuk meminta maaf.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)