"Investigasi yang sedang berlangsung dari serangan siber terhadap EMA mengungkapkan bahwa beberapa dokumen yang diakses secara tidak sah terkait dengan obat-obatan COVID-19 dan vaksin milik pihak ketiga telah bocor di internet," kata EMA dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan yang diperlukan sedang diambil oleh otoritas penegak hukum," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari The Hill, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga:
Pembaruan dilakukan sebulan setelah Pfizer dan BioNTech, kemudian Moderna, mengatakan EMA telah memberi tahu perusahaan bahwa beberapa dokumen evaluasi telah diakses dalam serangan siber terhadap agensi tersebut.
Serangan siber terjadi setelah masing-masing perusahaan mengirimkan vaksin COVID-19 ke EMA untuk persetujuan penggunaan darurat di negara anggota Uni Eropa.
EMA, yang berbasis di Amsterdam, adalah badan Uni Eropa yang mengawasi dan mengevaluasi penggunaan berbagai obat baik untuk manusia maupun hewan.
EMA menyetujui vaksin COVID-19 dari Pfizer dan BioNTech pada bulan Desember, dan menyetujui vaksin COVID-19 buatan Moderna pada awal bulan ini.