Saingi Jet Tempur Siluman F-22 AS, China Memodifikasi Mesin J-20
loading...
A
A
A
BEIJING - China sedang memodifikasi mesin untuk pesawat jet tempur siluman J-20 . Pesawat itu akan menggunakan mesin baru buatan dalam negeri agar kemampuannya bisabersaing dengan pesawat tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat (AS).
Orang dalam militer mengatakan kepada South China Morning Post bahwa para insinyur pesawat China menemukan mesin WS-10C buatan dalam negeri mereka. Itu adalah versi modifikasi dari mesin WS-10, yang sebaik mesin AL-31F Rusia. Pesawat J-20 pada awalnya memang menggunakan mesin AL-31F Rusia. (Baca: Anggap Pengkhianat, Massa Pro-Trump Hendak Gantung Wapres Pence di Capitol )
"Tidak mungkin bagi China untuk bergantung pada mesin Rusia, karena Rusia meminta China untuk membeli lebih banyak jet tempur Su-35 dengan imbalan kesepakatan mesin AL-31F," kata orang dalam tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Masalah utamanya adalah—kecuali keunggulan jangkauan tempurnya yang lebih jauh—radar, sistem navigasi dan komponen elektronik lainnya pada Su-35 lebih rendah daripada pesawat China seperti pesawat tempur J-16," katanya.
China adalah pelanggan luar negeri pertama yang membeli pesawat Su-35 Rusia. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menghabiskan USD2,5 miliar untuk membeli 24 pesawat tempur multi-peran kursi tunggal kelas berat Sukhoi Su-35, dengan menerima pengiriman akhir pada akhir 2018.
Sebuah foto yang diambil oleh para penggemar militer yang beredar online akhir tahun lalu menunjukkan prototipe pesawat tempur J-20 dengan mesin ganda tetapi dengan nomor seri baru "2021" dan tidak didukung oleh mesin Rusia.
Foto yang beredar online itu menunjukkan China telah menghasilkan batch baru prototipe J-20 generasi kedua untuk uji penerbangan. Hal itu diungkap akun WeChat War Industry Black Technology oleh Quantum Defense Cloud yang berbasis di Shenzhen, sebuah perusahaan latar belakang militer. (Baca juga: Sudah 104 Kecelakaan Pesawat, Indonesia Tempat Paling Berbahaya di Asia )
Orang dalam militer China mengonfirmasi bahwa prototipe J-20 baru ditenagai oleh dua mesin WS-10C, tetapi mengatakan mesin yang dimodifikasi tetap menjadi pilihan sementara untuk J-20.
"Penggunaan WS-10C untuk menggantikan mesin Rusia disebabkan oleh kegagalan WS-15 lolos evaluasi akhir pada 2019," kata orang dalam itu.
"Angkatan Udara tidak senang dengan hasil akhir, menuntut teknisi mesin memodifikasinya sampai memenuhi semua standar, misalnya menyesuaikan mesin F119 yang digunakan oleh F-22 Raptor Amerika," ujarnya, yang dilansir Business Insider, Senin (11/1/2021).
Orang dalam militer mengatakan kepada South China Morning Post bahwa para insinyur pesawat China menemukan mesin WS-10C buatan dalam negeri mereka. Itu adalah versi modifikasi dari mesin WS-10, yang sebaik mesin AL-31F Rusia. Pesawat J-20 pada awalnya memang menggunakan mesin AL-31F Rusia. (Baca: Anggap Pengkhianat, Massa Pro-Trump Hendak Gantung Wapres Pence di Capitol )
"Tidak mungkin bagi China untuk bergantung pada mesin Rusia, karena Rusia meminta China untuk membeli lebih banyak jet tempur Su-35 dengan imbalan kesepakatan mesin AL-31F," kata orang dalam tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Masalah utamanya adalah—kecuali keunggulan jangkauan tempurnya yang lebih jauh—radar, sistem navigasi dan komponen elektronik lainnya pada Su-35 lebih rendah daripada pesawat China seperti pesawat tempur J-16," katanya.
China adalah pelanggan luar negeri pertama yang membeli pesawat Su-35 Rusia. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menghabiskan USD2,5 miliar untuk membeli 24 pesawat tempur multi-peran kursi tunggal kelas berat Sukhoi Su-35, dengan menerima pengiriman akhir pada akhir 2018.
Sebuah foto yang diambil oleh para penggemar militer yang beredar online akhir tahun lalu menunjukkan prototipe pesawat tempur J-20 dengan mesin ganda tetapi dengan nomor seri baru "2021" dan tidak didukung oleh mesin Rusia.
Foto yang beredar online itu menunjukkan China telah menghasilkan batch baru prototipe J-20 generasi kedua untuk uji penerbangan. Hal itu diungkap akun WeChat War Industry Black Technology oleh Quantum Defense Cloud yang berbasis di Shenzhen, sebuah perusahaan latar belakang militer. (Baca juga: Sudah 104 Kecelakaan Pesawat, Indonesia Tempat Paling Berbahaya di Asia )
Orang dalam militer China mengonfirmasi bahwa prototipe J-20 baru ditenagai oleh dua mesin WS-10C, tetapi mengatakan mesin yang dimodifikasi tetap menjadi pilihan sementara untuk J-20.
"Penggunaan WS-10C untuk menggantikan mesin Rusia disebabkan oleh kegagalan WS-15 lolos evaluasi akhir pada 2019," kata orang dalam itu.
"Angkatan Udara tidak senang dengan hasil akhir, menuntut teknisi mesin memodifikasinya sampai memenuhi semua standar, misalnya menyesuaikan mesin F119 yang digunakan oleh F-22 Raptor Amerika," ujarnya, yang dilansir Business Insider, Senin (11/1/2021).