Berbahaya, Jenderal Tertinggi AS Didesak Blokir Trump dari Kode Nuklir

Sabtu, 09 Januari 2021 - 05:51 WIB
loading...
Berbahaya, Jenderal...
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Panglima militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, didesak untuk memblokir Presiden Donald Trump dari akses kode serangan nuklir dalam 12 hari sisa masa jabatannya. Alasannya, kondisi presiden sedang tidak stabil.

Desakan untuk jenderal tertinggi AS itu disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi. Politisi Partai Demokrat itu mengaku telah berbicara dengan Milley tentang mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan Trump tidak dapat memulai permusuhan atau memerintahkan serangan nuklir di hari-hari terakhir berkuasa. (Baca: Donald Trump Pertimbangkan untuk Ampuni Dirinya Sendiri )

Perkembangan luar biasa pada hari Jumat ini terjadi dua hari setelah Trump mendesak ribuan pendukungnya untuk berbaris di US Capitol di Washington, DC, memicu keributan di mana kerumunan orang membobol gedung, membuat para legislator bersembunyi dan menyebabkan seorang petugas polisi serta empat orang lainnya tewas.

"Situasi presiden yang tidak terkendali ini sangat berbahaya, dan kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi rakyat Amerika dari serangannya yang tidak seimbang terhadap negara kami dan demokrasi kami," kata Pelosi dalam suratnya, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (9/1/2021).

Sumber yang mendengar percakapan itu mengatakan Pelosi telah mendapat jaminan dari Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, bahwa ada pengamanan jika Trump mencoba meluncurkan senjata nuklir.

Ketika presiden AS memiliki akses ke kode yang diperlukan untuk menembakkan senjata nuklir 24 jam sehari, tidak ada pejabat tinggi militer atau keamanan nasional yang mengungkapkan kekhawatiran secara terbuka tentang kondisi mental Trump terkait dengan senjata nuklir.

Kantor Milley mengatakan Pelosi telah memulai seruan tersebut dan bahwa jenderal tersebut menjawab pertanyaannya mengenai proses otoritas komando nuklir. (Baca juga: Viral, Trump dan Keluarganya Pesta saat Massa Perusuh Capitol Tiba )

Para legislator Demokrat telah merancang pasal pemakzulan untuk Trump karena menghasut kekerasan di Capitol dan menyerukan penggunaan Amandemen ke-25, yang memungkinkan kabinet presiden dan wakil presiden untuk mencopotnya dari jabatan jika dia tidak dapat menjalankan tugasnya.

Para legislator Republik pada awalnya tegas dalam teguran mereka terhadap Trump setelah kekacauan Capitol, tetapi beberapa dari mereka telah melunakkan nadanya setelah presiden merilis video dengan nada rekonsiliasi pada Kamis malam, di mana dia mengecam kekerasan dan mengakui pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden.
Berbahaya, Jenderal Tertinggi AS Didesak Blokir Trump dari Kode Nuklir

Amandemen ke-25, yang tidak pernah digunakan dalam sejarah AS, secara luas dianggap hanya berfungsi jika presiden dilumpuhkan, atau menjadi nakal.

Jika Trump berada dalam kondisi seperti itu, Wakil Presiden Mike Pence harus menyetujui penggunaannya, bersama dengan mayoritas kabinet presiden. Trump akan dapat menolak penggunaannya dalam surat kepada Kongres, yang pada akhirnya Kongres yang akan memutuskan.

Pence, yang ikut mengesahkan kemenangan Biden pada hari Rabu setelah perusuh menyerbu gedung US Capitol, dilaporkaan tidak menyetujui penggunaan Amandemen ke-25 Konstitusi AS.

Anggota kabinet Trump, termasuk istri Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell; Menteri Transportasi Elaine Chao, telah mengajukan pengunduran diri, yang memungkinkan Trump untuk menunjuk penggantinya minggu depan.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Desak AS Akhiri...
China Desak AS Akhiri Perang Dagang, tapi Juga Siap Meladeni
Terungkap, China Uji...
Terungkap, China Uji Bom Hidrogen Non-Nuklir yang Picu Reaksi Berantai Kimia Dahsyat
Approval Rating Donald...
Approval Rating Donald Trump Terjun ke Titik Terendah
Trump Akan Akui Crimea...
Trump Akan Akui Crimea Milik Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom Nuklir B-1B ke Jepang, Pertama Kali sejak Perang Vietnam
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
Apa Itu 50501? Gerakan...
Apa Itu 50501? Gerakan Perlawanan Melawan Donald Trump di AS
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Perempuan Ini Melahirkan...
Perempuan Ini Melahirkan di Pinggir Jalan lalu Telantarkan Bayi hingga Tewas demi Pesta
Rekomendasi
Hendak Panjat Tebing,...
Hendak Panjat Tebing, Mahasiswi di Bogor Tewas Tertimpa Runtuhan Batu
Putri Charlotte Jadi...
Putri Charlotte Jadi Cucu Kerajaan Terkaya di Dunia, Hartanya Tembus Rp78 Triliun
Gempar! Mayat Wanita...
Gempar! Mayat Wanita Korban Mutilasi Ditemukan di Perkebunan Gunungsari Banten
Berita Terkini
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
5 menit yang lalu
Negara-negara Arab Kecam...
Negara-negara Arab Kecam Ekstremis Israel atas Video Provokatif Penghancuran Masjid al-Aqsa
40 menit yang lalu
Bantai 15 Paramedis...
Bantai 15 Paramedis dan Pekerja Bantuan Gaza, Militer Israel Akui Kegagalan Profesional
1 jam yang lalu
Negara NATO Ini Klaim...
Negara NATO Ini Klaim Bakal Diinvasi Rusia Beberapa Tahun Lagi
1 jam yang lalu
Rusia Klaim Diserang...
Rusia Klaim Diserang Ukraina Lebih dari 1.300 Kali selama Gencatan Senjata Paskah
8 jam yang lalu
2 Jet Tempur Inggris...
2 Jet Tempur Inggris Cegat Sepasang Pesawat Rusia di Dekat Negara NATO
8 jam yang lalu
Infografis
Presiden AS Donald Trump...
Presiden AS Donald Trump Tolak Rencana Israel Menyerang Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved