Massa Pendukung Trump Serbu Gedung Capitol, Situasi Chaos
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump marah dan menyerbu Gedung Capitol, tempat Kongres menghitung suara elektoral pemilihan presiden ( pilpres ) Amerika.
Amuk massa ini membuat situasi di gedung parlemen itu chaos atau kacau hingga akhirnya di-lockdown dan Kongres berhenti menghitung suara elektoral. (Baca: Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS )
Situasi chaos terjadi tidak lama setelah rapat gabungan Kongres digelar untuk mengonfirmasi kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS 3 November lalu. Rapat itu menyulut kemarahan massa pendukung Trump dengan melanggar barikade dan bentrok dengan polisi di tangga Gedung Capitol.
Beberapa kantor di gedung parlemen itu dievakuasi, dan kemudian lockdown penuh diberlakukan saat pengunjuk rasa berhasil masuk.
"Karena ancaman keamanan eksternal yang terletak di West Front, tidak ada masuk atau keluar yang diizinkan saat ini," kata Kepolisian Capitol dalam sebuah pernyataan hari Rabu waktu Washington atau Kamis (7/1/2021) WIB.
“Anda dapat bergerak di seluruh gedung tetapi menjauh dari jendela dan pintu eksterior. Jika Anda berada di luar, carilah perlindungan," lanjut pernyataan tersebut. (Baca juga: Trump Lagi-lagi Tak Akui Hasil Pilpres AS: 'Kami Tak Akan Pernah Menyerah' )
Penghitungan suara elektoral ditangguhkan dan anggota Kongres dikunci di dalam ruang Senat.
Wakil Presiden Mike Pence, yang sebelumnya mengatakan menentang tuntutan Trump untuk mengubah hasil pilpres, telah dievakuasi untuk keselamatannya.
Sebagai Presiden Senat, adalah tugas Pence untuk memimpin sidang atau rapat gabungan. Namun, dia tidak memiliki kekuatan untuk mengeluarkan hasil suara elektoral (electoral votes).
Alih-alih berusaha meredakan situasi, Trump awalnya menanggapi tindakan pendukungnya dengan menyerang Pence di Twitter.
“Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara kita dan Konstitusi kita, memberikan kesempatan kepada negara bagian untuk mengesahkan serangkaian fakta yang dikoreksi, bukan fakta palsu atau tidak akurat yang sebelumnya diminta untuk disertifikasi. AS menuntut kebenaran!," tulis Trump di Twitter.
Trump mem-posting tweet lain beberapa menit kemudian, mendesak para pendukungnya untuk mendukung polisi dan tetap damai.
"Tolong dukung Polisi Capitol dan penegak hukum kami. Mereka benar-benar berpihak pada negara kita. Tetap damai!," tulis Trump.
Amuk massa ini membuat situasi di gedung parlemen itu chaos atau kacau hingga akhirnya di-lockdown dan Kongres berhenti menghitung suara elektoral. (Baca: Wapres Pence Membangkang pada Trump, Tolak Ubah Hasil Pilpres AS )
Situasi chaos terjadi tidak lama setelah rapat gabungan Kongres digelar untuk mengonfirmasi kemenangan Joe Biden dalam pilpres AS 3 November lalu. Rapat itu menyulut kemarahan massa pendukung Trump dengan melanggar barikade dan bentrok dengan polisi di tangga Gedung Capitol.
Beberapa kantor di gedung parlemen itu dievakuasi, dan kemudian lockdown penuh diberlakukan saat pengunjuk rasa berhasil masuk.
"Karena ancaman keamanan eksternal yang terletak di West Front, tidak ada masuk atau keluar yang diizinkan saat ini," kata Kepolisian Capitol dalam sebuah pernyataan hari Rabu waktu Washington atau Kamis (7/1/2021) WIB.
“Anda dapat bergerak di seluruh gedung tetapi menjauh dari jendela dan pintu eksterior. Jika Anda berada di luar, carilah perlindungan," lanjut pernyataan tersebut. (Baca juga: Trump Lagi-lagi Tak Akui Hasil Pilpres AS: 'Kami Tak Akan Pernah Menyerah' )
Penghitungan suara elektoral ditangguhkan dan anggota Kongres dikunci di dalam ruang Senat.
Wakil Presiden Mike Pence, yang sebelumnya mengatakan menentang tuntutan Trump untuk mengubah hasil pilpres, telah dievakuasi untuk keselamatannya.
Sebagai Presiden Senat, adalah tugas Pence untuk memimpin sidang atau rapat gabungan. Namun, dia tidak memiliki kekuatan untuk mengeluarkan hasil suara elektoral (electoral votes).
Alih-alih berusaha meredakan situasi, Trump awalnya menanggapi tindakan pendukungnya dengan menyerang Pence di Twitter.
“Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara kita dan Konstitusi kita, memberikan kesempatan kepada negara bagian untuk mengesahkan serangkaian fakta yang dikoreksi, bukan fakta palsu atau tidak akurat yang sebelumnya diminta untuk disertifikasi. AS menuntut kebenaran!," tulis Trump di Twitter.
Trump mem-posting tweet lain beberapa menit kemudian, mendesak para pendukungnya untuk mendukung polisi dan tetap damai.
"Tolong dukung Polisi Capitol dan penegak hukum kami. Mereka benar-benar berpihak pada negara kita. Tetap damai!," tulis Trump.
(min)