Inggris Akan Kirim Kapal Induk ke Laut China Selatan, China Ancam Bertindak
loading...
A
A
A
BEIJING - Inggris berencana mengirim kapal induk HMS Queen Elizabeth ke Laut China Selatan dalam beberapa bulan mendatang sebagai bagian dari misi operasional pertamanya. China merespons dengan mengancam akan mengambil tindakan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei, memperingatkan kekuatan Barat agar tidak mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, wilayah perairan yang jadi sengketa antara Beijing dan negara-negara Asia lainnya.
"Pihak China percaya bahwa Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi lautan persaingan kekuatan besar yang didominasi oleh senjata dan kapal perang," kata Tan dalam konferensi pers pada hari Sabtu (2/1/2021), seperti dikutip Sputniknews. (Baca: Lawan China, Inggris Bakal Kerahkan Kapal Induk dengan Jet Tempur F-35 )
Dia berpendapat bahwa sumber militerisasi sebenarnya di kawasan itu berasal dari negara-negara di luar kawasan tersebut yang mengirimkan kapal perang mereka ribuan kilometer dari negara mereka untuk melenturkan otot.
"Militer China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," ancam Tan.
Dia menambahkan bahwa pembangunan pertahanan China selalu menjadi tambahan kekuatan global untuk perdamaian. Dia berharap berbagai pihak dapat memperbaiki prasangka mereka dan memiliki pandangan rasional tentang China dan perkembangan militernya.
Pernyataan tersebut menyusul laporan bahwa kapal induk terbaru Inggris, HMS Queen Elizabeth, akan dikerahkan ke Laut China Selatan dalam beberapa bulan mendatang. (Baca juga: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dicurigai )
Pada Februari 2019, Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengonfirmasi bahwa misi operasional pertama HMS Queen Elizabeth akan mencakup Laut Cina Selatan, sesuatu yang harus ditambahkan untuk mewujudkan Inggris Raya secara global.
Laporan Kyodo News, juga pada tahun 2019, mengeklaim bahwa kapal induk Inggris dan kelompok tempurnya akan bergabung dengan unit militer AS dan Pasukan Bela Diri Jepang di dekat Kepulauan Ryukyu Jepang secepatnya awal tahun depan, yang berarti awal tahun 2021.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei, memperingatkan kekuatan Barat agar tidak mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, wilayah perairan yang jadi sengketa antara Beijing dan negara-negara Asia lainnya.
"Pihak China percaya bahwa Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi lautan persaingan kekuatan besar yang didominasi oleh senjata dan kapal perang," kata Tan dalam konferensi pers pada hari Sabtu (2/1/2021), seperti dikutip Sputniknews. (Baca: Lawan China, Inggris Bakal Kerahkan Kapal Induk dengan Jet Tempur F-35 )
Dia berpendapat bahwa sumber militerisasi sebenarnya di kawasan itu berasal dari negara-negara di luar kawasan tersebut yang mengirimkan kapal perang mereka ribuan kilometer dari negara mereka untuk melenturkan otot.
"Militer China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," ancam Tan.
Dia menambahkan bahwa pembangunan pertahanan China selalu menjadi tambahan kekuatan global untuk perdamaian. Dia berharap berbagai pihak dapat memperbaiki prasangka mereka dan memiliki pandangan rasional tentang China dan perkembangan militernya.
Pernyataan tersebut menyusul laporan bahwa kapal induk terbaru Inggris, HMS Queen Elizabeth, akan dikerahkan ke Laut China Selatan dalam beberapa bulan mendatang. (Baca juga: Drone Selam China Berkeliaran di Perairan Indonesia Patut Dicurigai )
Pada Februari 2019, Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengonfirmasi bahwa misi operasional pertama HMS Queen Elizabeth akan mencakup Laut Cina Selatan, sesuatu yang harus ditambahkan untuk mewujudkan Inggris Raya secara global.
Laporan Kyodo News, juga pada tahun 2019, mengeklaim bahwa kapal induk Inggris dan kelompok tempurnya akan bergabung dengan unit militer AS dan Pasukan Bela Diri Jepang di dekat Kepulauan Ryukyu Jepang secepatnya awal tahun depan, yang berarti awal tahun 2021.
(min)