AS Setujui Potensi Penjualan 3.000 Bom Cerdas pada Arab Saudi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) setujui potensi penjualan 3.000 rudal kendali presisi pada Arab Saudi.
Kesepakatan penjualan bom cerdas itu bernilai USD290 juta (Rp4 triliun) menurut keterangan Pentagon.
“Paket tersebut akan mencakup 3.000 GBU-39 amunisi Bom Diameter Kecil I (SDB I), kontainer, peralatan pendukung, suku cadang dan dukungan teknis,” papar pernyataan Pentagon.
Bom Diameter Kecil GBU-39 / B I dikembangkan Boeing Co dan mulai diproduksi satu dekade lalu. (Baca Juga: Pengadilan Amerika Serikat Panggil Putra Mahkota Arab Saudi dan UEA)
“Ukuran yang ringkas dan kendali presisi memungkinkan pesawat tempur secara akurat menyerang lebih banyak target per serangan mendadak sambil meminimalkan kerusakan tambahan,” ungkap pernyataan Boeing. (Lihat Infografis: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel)
"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Arab Saudi menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan meningkatkan persediaan amunisi udara-ke-darat jarak jauh dan presisi,” papar pernyataan Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) yang mengelola program Penjualan Militer Asing. (Lihat Video: Vaksin Covid-19 Halal atau Haram?)
“Ukuran dan akurasi SDB I memungkinkan amunisi yang efektif dengan kerusakan tambahan yang lebih sedikit. Penjualan potensial tersebut akan semakin memperkuat interoperabilitas antara Amerika Serikat dan Arab Saudi," ungkap DSCA.
DSCA menyampaikan sertifikasi wajib yang memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini pada Selasa (29/12). Meskipun ada persetujuan, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa kontrak telah ditandatangani atau negosiasi telah selesai.
Pentagon juga mengumumkan Departemen Luar Negeri menyetujui potensi penjualan helikopter Apache dan suku cadang untuk sistem rudal Patriot ke Kuwait dalam dua kesepakatan senilai sekitar USD4,2 miliar.
Kesepakatan penjualan bom cerdas itu bernilai USD290 juta (Rp4 triliun) menurut keterangan Pentagon.
“Paket tersebut akan mencakup 3.000 GBU-39 amunisi Bom Diameter Kecil I (SDB I), kontainer, peralatan pendukung, suku cadang dan dukungan teknis,” papar pernyataan Pentagon.
Bom Diameter Kecil GBU-39 / B I dikembangkan Boeing Co dan mulai diproduksi satu dekade lalu. (Baca Juga: Pengadilan Amerika Serikat Panggil Putra Mahkota Arab Saudi dan UEA)
“Ukuran yang ringkas dan kendali presisi memungkinkan pesawat tempur secara akurat menyerang lebih banyak target per serangan mendadak sambil meminimalkan kerusakan tambahan,” ungkap pernyataan Boeing. (Lihat Infografis: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel)
"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Arab Saudi menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan meningkatkan persediaan amunisi udara-ke-darat jarak jauh dan presisi,” papar pernyataan Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA) yang mengelola program Penjualan Militer Asing. (Lihat Video: Vaksin Covid-19 Halal atau Haram?)
“Ukuran dan akurasi SDB I memungkinkan amunisi yang efektif dengan kerusakan tambahan yang lebih sedikit. Penjualan potensial tersebut akan semakin memperkuat interoperabilitas antara Amerika Serikat dan Arab Saudi," ungkap DSCA.
DSCA menyampaikan sertifikasi wajib yang memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini pada Selasa (29/12). Meskipun ada persetujuan, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa kontrak telah ditandatangani atau negosiasi telah selesai.
Pentagon juga mengumumkan Departemen Luar Negeri menyetujui potensi penjualan helikopter Apache dan suku cadang untuk sistem rudal Patriot ke Kuwait dalam dua kesepakatan senilai sekitar USD4,2 miliar.
(sya)