Pengadilan Amerika Serikat Panggil Putra Mahkota Arab Saudi dan UEA
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pengadilan Amerika Serikat (AS) telah memanggil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan dalam kasus peretasan.
Kedua putra mahkota tersebut dituduh memerintahkan peretasan telepon milik penyiar berita Al Jazeera Ghada Oueiss. Gugatan terhadap kedua tokoh tersebut diajukan di Pengadilan Distrik AS di Florida awal bulan ini.
Oueiss memposting gambar panggilan pengadilan di profil Twitter-nya pada Sabtu sambil mengatakan kepada putra mahkota, "Anda telah dilayani."
Gugatan tersebut menyatakan, "Terobsesi mempertahankan kedudukan yang baik, para penguasa de facto rezim UEA dan Saudi bertekad menutupi citra publik mereka di mata pemerintah Amerika dan warganya." (Baca Juga: Gempa Guncang Kroasia, Slovenia Setop Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
"Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menghilangkan semua kritik terhadap rezim mereka, tidak peduli kebenaran para pengkritik tentang rezim tersebut," lanjut gugatan itu. (Lihat Infografis: Dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym positif Covid-19)
"Setiap aktor harus bertanggung jawab atas tindakan melanggar hukum dan Konspirasi terhadap Oueiss, dan gugatan ini menandai awal dari perjalanan menuju keadilan untuk Oueiss," ungkap gugatan itu. (Lihat Video: Terpapar Positif Covid19, KH Abdullah Gymnastiar Mohon Jamaah Mendoakannya)
Menyusul pengajuan gugatannya, kemudian terungkap lebih dari sepekan yang lalu bahwa spyware canggih Israel, kemungkinan besar dimanfaatkan Arab Saudi dan UEA, telah meretas perangkat puluhan jurnalis, presenter, dan karyawan lain di Al Jazeera selama berbulan-bulan.
Pengadilan telah memberi waktu kepada kedua terdakwa para putra mahkota itu hingga 5 Januari untuk menanggapi panggilan tersebut, dengan hakim AS dapat mengeluarkan keputusan tanpa masukan mereka jika tidak ada tanggapan.
Terdakwa lain dalam gugatan tersebut termasuk pejabat tinggi UEA dan Saudi seperti mantan ajudan MBS Saud Al-Qahtani. Outlet berita Saudi Al Arabiya juga termasuk dalam daftar tersebut.
Kedua putra mahkota tersebut dituduh memerintahkan peretasan telepon milik penyiar berita Al Jazeera Ghada Oueiss. Gugatan terhadap kedua tokoh tersebut diajukan di Pengadilan Distrik AS di Florida awal bulan ini.
Oueiss memposting gambar panggilan pengadilan di profil Twitter-nya pada Sabtu sambil mengatakan kepada putra mahkota, "Anda telah dilayani."
Gugatan tersebut menyatakan, "Terobsesi mempertahankan kedudukan yang baik, para penguasa de facto rezim UEA dan Saudi bertekad menutupi citra publik mereka di mata pemerintah Amerika dan warganya." (Baca Juga: Gempa Guncang Kroasia, Slovenia Setop Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
"Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menghilangkan semua kritik terhadap rezim mereka, tidak peduli kebenaran para pengkritik tentang rezim tersebut," lanjut gugatan itu. (Lihat Infografis: Dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym positif Covid-19)
"Setiap aktor harus bertanggung jawab atas tindakan melanggar hukum dan Konspirasi terhadap Oueiss, dan gugatan ini menandai awal dari perjalanan menuju keadilan untuk Oueiss," ungkap gugatan itu. (Lihat Video: Terpapar Positif Covid19, KH Abdullah Gymnastiar Mohon Jamaah Mendoakannya)
Menyusul pengajuan gugatannya, kemudian terungkap lebih dari sepekan yang lalu bahwa spyware canggih Israel, kemungkinan besar dimanfaatkan Arab Saudi dan UEA, telah meretas perangkat puluhan jurnalis, presenter, dan karyawan lain di Al Jazeera selama berbulan-bulan.
Pengadilan telah memberi waktu kepada kedua terdakwa para putra mahkota itu hingga 5 Januari untuk menanggapi panggilan tersebut, dengan hakim AS dapat mengeluarkan keputusan tanpa masukan mereka jika tidak ada tanggapan.
Terdakwa lain dalam gugatan tersebut termasuk pejabat tinggi UEA dan Saudi seperti mantan ajudan MBS Saud Al-Qahtani. Outlet berita Saudi Al Arabiya juga termasuk dalam daftar tersebut.