Iran Bantah Terlibat Serangan Kedubes AS, Sebut Trump Ketakutan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka turut berperan dalam serangan rudal terhadap Kedubes Washington di Baghdad, Irak. Sebaliknya, Iran menuduh Presiden AS Donald Trump telah menanamkan ketidakstabilan lebih lanjut di Irak dengan peningkatan gerakan militer pada saat-saat genting bagi ketiga negara tersebut.
"Teheran sepenuhnya menolak serangan terhadap fasilitas perumahan dan diplomatik AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (30/12/2020).
Dia menyebut komentar AS "mencurigakan dan nakal". Khatibzadeh pun kemudian mengeluarkan peringatan.
"Semua orang tahu apa arti Teluk Persia bagi Republik Islam Iran dan tahu betapa berisiko tinggi melintasi garis merah Iran," ia memperingatkan.
Sedangkan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, mengirimkan pesan kepada AS melalui cuitannya di Twitter.
"Mobilitas #USMilitary yang meningkat di kawasan itu menunjukkan pembangkangan & ketakutan karena kejahatan masa lalu yang meningkatkan entropi ketidakamanan & menyebabkan kesalahpahaman yang berbahaya," cuit pejabat senior Iran itu.
"Keamanan di kawasan hanya dapat dicapai melalui penghapusan pasukan asing anti-ketidakstabilan," imbuhnya.
Sebelumnnya Presiden AS Donald Trump mengancam Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan Besar AS di Zona Hijau.
"Kedutaan kami di Baghdad dihantam hari Minggu oleh beberapa roket. Tiga roket gagal diluncurkan. Tebak dari mana asalnya: Iran. Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak," tulis Trump.
"Teheran sepenuhnya menolak serangan terhadap fasilitas perumahan dan diplomatik AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (30/12/2020).
Dia menyebut komentar AS "mencurigakan dan nakal". Khatibzadeh pun kemudian mengeluarkan peringatan.
"Semua orang tahu apa arti Teluk Persia bagi Republik Islam Iran dan tahu betapa berisiko tinggi melintasi garis merah Iran," ia memperingatkan.
Sedangkan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, mengirimkan pesan kepada AS melalui cuitannya di Twitter.
"Mobilitas #USMilitary yang meningkat di kawasan itu menunjukkan pembangkangan & ketakutan karena kejahatan masa lalu yang meningkatkan entropi ketidakamanan & menyebabkan kesalahpahaman yang berbahaya," cuit pejabat senior Iran itu.
"Keamanan di kawasan hanya dapat dicapai melalui penghapusan pasukan asing anti-ketidakstabilan," imbuhnya.
Sebelumnnya Presiden AS Donald Trump mengancam Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan Besar AS di Zona Hijau.
"Kedutaan kami di Baghdad dihantam hari Minggu oleh beberapa roket. Tiga roket gagal diluncurkan. Tebak dari mana asalnya: Iran. Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak," tulis Trump.