Dulu Sembunyi-sembunyi, Kini Ornamen Natal Dijual Terbuka di Arab Saudi
loading...
A
A
A
RIYADH - Pohon Natal dan ornamen berkilauan dijual secara terbuka di toko-toko suvenir di Arab Saudi . Ini menjadi pemandangan langka dalam hampir tiga tahun terakhir di negara tempat Nabi Muhammad dilahirkan.
(Baca juga : Mohamed Salah Pesepak Bola Paling Dicintai Fans Liga Inggris )
Selama hampir tiga tahun terakhir ini, penjualan pernak-pernik Natal yang meriah secara bertahap merayap ke Ibu Kota Arab Saudi; Riyadh. Itu menjadi tanda pelonggaran pembatasan sosial setelah Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) berjanji untuk mengarahkan kerajaan Teluk konservatif itu menuju ke "negara Islam terbuka dan moderat". (Baca: Saudi Hentikan Semua Penerbangan Internasional, Bagaimana dengan Umrah? )
“Saya tidak pernah membayangkan saya akan melihat ini di Arab Saudi," kata seorang penduduk Riyadh kepada AFP di toko yang menjual pohon, pakaian Sinterklas dan ornamen Natal lainnya.
(Baca juga : Said Didu: Dana Bansos dari Utang, Tega Kalian Korupsi )
"Saya terkejut," kata warga yang menolak disebutkan namanya tersebut, yang dilansir Senin (21/12/2020).
Foto/MalayMail/AFP
Hingga hampir tiga tahun yang lalu, hampir tidak mungkin untuk menjual barang-barang semacam itu secara terbuka di Arab Saudi, tetapi pihak berwenang telah memotong kekuasaan para ulama yang telah lama terkenal menegakkan tradisi konservatif.
(Baca juga : Kremlin Ungkap Alasan Vaksin Rusia Tidak Diminati Barat )
Selama beberapa dekade, penjualan pernak-pernik Natal sebagian besar dilakukan "di bawah tanah" atau sembunyi-sembunyi, dan orang-orang Kristen dari Filipina, Lebanon, dan negara-negara lain merayakannya secara tertutup atau di daerah kantong ekspatriat.
"Sangat sulit untuk menemukan barang-barang Natal seperti itu di kerajaan," kata Mary, seorang ekspatriat Lebanon yang berbasis di Riyadh yang lebih suka diidentifikasi dengan nama depannya.
(Baca juga : Mohamed Salah Pesepak Bola Paling Dicintai Fans Liga Inggris )
Selama hampir tiga tahun terakhir ini, penjualan pernak-pernik Natal yang meriah secara bertahap merayap ke Ibu Kota Arab Saudi; Riyadh. Itu menjadi tanda pelonggaran pembatasan sosial setelah Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) berjanji untuk mengarahkan kerajaan Teluk konservatif itu menuju ke "negara Islam terbuka dan moderat". (Baca: Saudi Hentikan Semua Penerbangan Internasional, Bagaimana dengan Umrah? )
“Saya tidak pernah membayangkan saya akan melihat ini di Arab Saudi," kata seorang penduduk Riyadh kepada AFP di toko yang menjual pohon, pakaian Sinterklas dan ornamen Natal lainnya.
(Baca juga : Said Didu: Dana Bansos dari Utang, Tega Kalian Korupsi )
"Saya terkejut," kata warga yang menolak disebutkan namanya tersebut, yang dilansir Senin (21/12/2020).
Foto/MalayMail/AFP
Hingga hampir tiga tahun yang lalu, hampir tidak mungkin untuk menjual barang-barang semacam itu secara terbuka di Arab Saudi, tetapi pihak berwenang telah memotong kekuasaan para ulama yang telah lama terkenal menegakkan tradisi konservatif.
(Baca juga : Kremlin Ungkap Alasan Vaksin Rusia Tidak Diminati Barat )
Selama beberapa dekade, penjualan pernak-pernik Natal sebagian besar dilakukan "di bawah tanah" atau sembunyi-sembunyi, dan orang-orang Kristen dari Filipina, Lebanon, dan negara-negara lain merayakannya secara tertutup atau di daerah kantong ekspatriat.
"Sangat sulit untuk menemukan barang-barang Natal seperti itu di kerajaan," kata Mary, seorang ekspatriat Lebanon yang berbasis di Riyadh yang lebih suka diidentifikasi dengan nama depannya.