Macron Minta Dukungan untuk UU Pemberangus Islamisme Radikal

Kamis, 10 Desember 2020 - 00:00 WIB
loading...
A A A
Menyusul kritik terhadap istilah itu, sekarang dinamakan "RUU untuk memperkuat nilai-nilai republik", kebanyakan sekularisme dan kebebasan berekspresi.

Undang-undang tersebut sedang dipersiapkan sebelum pembunuhan Samuel Paty pada bulan Oktober lalu di pinggiran Paris. Paty adalah seorang guru yang diserang di jalan dan dipenggal kepalanya oleh pengungsi remaja asal Chechnya setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas untuk pelajaran kebebasan berbicara dan berekspresi.

Kematian Paty adalah salah satu dari serangkaian serangan yang diilhami oleh "jihadis" di Prancis tahun ini termasuk serangan pisau di luar kantor majalah satire Charlie Hebdo dan penusukan mematikan di sebuah gereja di kota Nice.

Rancangan undang-undang tersebut menetapkan kriteria yang lebih ketat untuk mengizinkan sekolah di rumah bagi anak-anak berusia di atas tiga tahun dalam upaya untuk mencegah orang tua mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah umum dan mendaftarkan mereka di fasilitas-fasilitas Islam bawah tanah.

Dokter, sementara itu, akan didenda atau dipenjara jika mereka melakukan tes keperawanan pada perempuan.

Poligami sudah dilarang di Prancis, tetapi undang-undang baru juga akan melarang pihak berwenang mengeluarkan surat izin tinggal untuk pelamar poligami.

Para pejabat berbagai balai kota juga akan mewawancarai pasangan secara terpisah sebelum pernikahan mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak dipaksa menikah.
(min)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1316 seconds (0.1#10.140)