Terlalu Curiga Risiko Teror Kelompok Islam, PM Selandia Baru Minta Maaf

Selasa, 08 Desember 2020 - 14:01 WIB
loading...
A A A
Laporan setebal 800 halaman itu mengatakan, “Ada konsentrasi sumber daya yang tidak tepat pada ancaman terorisme ekstremis Islam.”

Pengajuan ke komisi oleh berbagai organisasi Muslim menggambarkan bagaimana mereka merasa menjadi sasaran badan keamanan sementara ancaman terhadap mereka tidak ditanggapi dengan serius.

"Kami merasa prihatin bahwa para Komisaris menemukan kegagalan sistemik dan konsentrasi sumber daya yang tidak tepat terhadap terorisme Islam, namun menyatakan bahwa ini tidak akan membuat perbedaan bagi teroris yang terdeteksi sebelum kejadian tersebut," ungkap Dewan Perempuan Islam dalam pernyataannya.

Laporan itu mengatakan tidak ada kemungkinan rencana Tarrant dapat dideteksi "kecuali secara kebetulan".

Gamal Fouda, Imam Masjid Al Noor yang menjadi sasaran penembak, mengatakan, “Laporan itu menunjukkan prasangka kelembagaan dan bias yang tidak disadari ada di lembaga pemerintah.”

Kejahatan Kebencian

Pemerintah menerima semua 44 rekomendasi dalam laporan tersebut, termasuk membentuk badan intelijen dan keamanan nasional yang baru, serta menunjuk seorang menteri untuk mengkoordinasikan respons pemerintah.

Pemerintah juga akan menciptakan kementerian komunitas etnis dan program bagi komunitas etnis untuk mendukung populasi yang beragam di negara itu.

Pemerintah akan memperketat undang-undang perizinan senjata api, memperkuat undang-undang anti-terorisme, dan membuat perubahan sehingga polisi dapat mencatat dan menanggapi kejahatan rasial dengan lebih baik.

Laporan tersebut menemukan bahwa meskipun tidak memiliki catatan di Selandia Baru, permohonan Tarrant untuk mendapatkan lisensi senjata api telah disetujui polisi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1007 seconds (0.1#10.140)