Empat Orang Tewas dalam Ledakan di Fasilitas Pengolahan Air Inggris
loading...
A
A
A
BRISTOL - Ledakan besar di fasilitas pengolahan air di pinggiran Bristol, Inggris , menewaskan empat pekerja dan melukai satu pekerja.
Pernyataan itu diungkapkan layanan darurat Inggris. "Sayangnya, meskipun semua yang terlibat telah berupaya sebaik mungkin, kami dapat memastikan bahwa ada empat korban jiwa," ungkap Kepala Inspektur Kepolisian Avon dan Somerset, Mark Runacres pada wartawan di luar lokasi kejadian di Avonmouth, barat daya Inggris.
Tiga orang yang tewas adalah pekerja di Wessex Water, yang mengoperasikan pabrik tersebut, sedangkan korban tewas keempat adalah kontraktor.
Satu orang yang terluka tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa. (Baca Juga: Iran Siap Tunjukkan Niat Baik Jika AS dan Eropa Taati Kesepakatan Nuklir)
Polisi mengatakan layanan darurat telah menghubungi keluarga korban. Polisi menyebut kejadian itu tidak ada hubungan dengan terorisme atau ancaman apa pun yang sedang berlangsung terhadap orang-orang yang tinggal di sekitarnya. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Ledakan terjadi di silo yang berisi "biosolid yang diolah" untuk digunakan sebagai pupuk. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
“Pejabat kesehatan dan keselamatan pemerintah akan melakukan penyelidikan penyebab pasti ledakan itu,” ujar Runacres.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan dia "sangat sedih" mengetahui korban tewas tersebut dan berterima kasih kepada layanan darurat atas tanggapan cepat mereka.
Luke Gazzard, manajer senior di Avon Fire and Rescue Service, menggambarkan situasi di lokasi kejadian sebagai "insiden yang sangat menantang".
Sejak 2002 Wessex Water dimiliki perusahaan Malaysia YTL Power International.
Pernyataan itu diungkapkan layanan darurat Inggris. "Sayangnya, meskipun semua yang terlibat telah berupaya sebaik mungkin, kami dapat memastikan bahwa ada empat korban jiwa," ungkap Kepala Inspektur Kepolisian Avon dan Somerset, Mark Runacres pada wartawan di luar lokasi kejadian di Avonmouth, barat daya Inggris.
Tiga orang yang tewas adalah pekerja di Wessex Water, yang mengoperasikan pabrik tersebut, sedangkan korban tewas keempat adalah kontraktor.
Satu orang yang terluka tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa. (Baca Juga: Iran Siap Tunjukkan Niat Baik Jika AS dan Eropa Taati Kesepakatan Nuklir)
Polisi mengatakan layanan darurat telah menghubungi keluarga korban. Polisi menyebut kejadian itu tidak ada hubungan dengan terorisme atau ancaman apa pun yang sedang berlangsung terhadap orang-orang yang tinggal di sekitarnya. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Ledakan terjadi di silo yang berisi "biosolid yang diolah" untuk digunakan sebagai pupuk. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
“Pejabat kesehatan dan keselamatan pemerintah akan melakukan penyelidikan penyebab pasti ledakan itu,” ujar Runacres.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan dia "sangat sedih" mengetahui korban tewas tersebut dan berterima kasih kepada layanan darurat atas tanggapan cepat mereka.
Luke Gazzard, manajer senior di Avon Fire and Rescue Service, menggambarkan situasi di lokasi kejadian sebagai "insiden yang sangat menantang".
Sejak 2002 Wessex Water dimiliki perusahaan Malaysia YTL Power International.
(sya)